LAPORAN LENGKAP
ILMU REPRODUKSI
TERNAK
(ORGAN
REPRODUKSI TERNAK BETINA)
(PET- 2320)
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah Ilmu
Reproduksi Ternak (Pet-2320) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
HASRIN
60700112017
JURUSAN ILMU
PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap
Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan judul “Organ Reproduksi Ternak Betina”
disusun oleh:
Nama : Hasrin
Nim : 60700112017
Kelompok : I (Satu)
Telah
diperiksa dan disahkan oleh Asisten dan
Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.
Samata,
Mei
2014
Koordinator Asisten Asisten
ISMAILA A. KADIR S.Pt MIFTA
FTRI
Nim: Nim: 60700111043
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Prof. Dr. ABD. LATIEF TOLLENG, Ir. M.sc
Nip:
Tanggal
Pengesahan : Mei 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Bertujuan untuk mempertahankan dan melestarikan jenisnya agar tidak
punah. Prosesnyapun diawali dengan Fertilisasi.
Pada mamalia reproduksi dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Reproduksi
vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi,
dan cara hidup yang berbeda menyebabkan perbedaan pada proses Fertilisasi[1].
Proses reproduksi ternak sama halnya dengan proses
reproduksi pada manusia yang berasal dari penyatuan sel telur (Ovum) dan sel sperma yang akan membentuk menjadi embrio
serta akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim, dimana pada akhirnya akan
terjadi proses kelahiran, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah
Asy-Syuura ayat 11 yang berbunyi:
ãÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 @yèy_ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& $[_ºurør& z`ÏBur ÉO»yè÷RF{$# $[_ºurør& ( öNä.ätuõt ÏmÏù 4 }§øs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäïx« ( uqèdur ßìÏJ¡¡9$# çÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ
Terjemahnya:
Dia
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.[2]
Dari
ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia saling
berpasang-pasangan, begitupun halnya dengan binatang ternak, sehingga makhluk
Allah dapat berkembang biak dengan adanya proses reproduksi.
Pada hewan yang melakukan Fertilisasi
internal, organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ Kopulatori, yaitu suatu organ yang
berfungsi menyalurkan Sperma dari
organisme jantan ke betina. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada hewan betina,
terlebih dahulu kita harus mengetahui alat-alat kelamin betina tersebut. Organ
reproduksi betina terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun dan bekerja sama secara kompleks hingga
membentuk suatu kesatuan kerja sehingga dapat digunakan dalam proses reproduksi
dan menghasilkan keturunan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu
spesies[3].
Oleh karena itu dilakukan
praktikum praktikum ilmu reproduksi ternak untuk pengamatan terhadap alat
reproduksi ternak betina sehingga kita dapat mengetahui bagian-bgian reproduksi
dan fungsinya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari
laporan ini adalah bagaimana agar mahasiswa dapat mengetahui ukuran dan bentuk
anatomis dari bagian-bagian organ kelamin betina serta mengetahui fungsi dari
masing-masing bagian tersebut?
C. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari laporan ini
adalah praktikan dapat mengenai pengenalan organ reproduksi betina adalah
mengetahui ukuran dan bentuk anatomis dari bagian-bagian organ kelamin jantan
serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian tersebut.
Kegunaan dari laporan ini
yaitu agar praktikan dapat mengenal dan mengetahui ukuran dan bentuk anatomis
dari bagian-bagian organ kelamin betina serta mengetahui fungsi dari
masing-masing bagian tersebut.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Tinjauan
Umum
Organ reproduksi bukan hal vital dalam fisiologi
ternak, namun memegang peranan penting dalam melanjutkan keturunan. Ternak
betina menghasilkan sel kelamin (Ovum)
serta menyediakan tempat untuk proses pertumbuhan dan perkembangan individu
baru mulai dari pembuahan hingga melahirkan. Tahap-tahap perkembangan Folikel sangat penting bagi proses
terbentuknya Ovum yang dibutuhkan
dalam proses reproduksi pada mahluk hidup. Organ reproduksi ternak betina akan
berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah
memasuki sexual Maturity atau dewasa
kelamin[4].
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian
dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi hewan berhenti, hewan
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh hewan yang diambil organ
reproduksinya (Testes atau Ovarium) hewan tersebut tidak mati[5].
Ilmu reproduksi ternak merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan, bagian, fungsi, ukuran, serta pengaruh terhadap pertumbuhan
ternak dalam berkembangbiak. Umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah
hewan mencapai masa Pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormone
yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Hewan tingkat tinggi, termasuk ternak
bereproduksi secara seksual, dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan
fsiologik yang meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintigrasi antara proses yang satu dengan yang
lainya[6].
Peternakan merupakan salah satu dari berbagai bidang
yang menyokong kehidupan masyarakat secara umum, selain dari bidang pertanian.
Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi masyarakat Indonesia apabila
mereka mau untuk mengembangkan. Peternakan merupakan bidang yang cocok bagi
masyarakat Indonesia karena iklim di Indonesia sangatlah mendukung bagi
berkembangnya sector peternakan. Iklim Indonesia yang tropis memungkinkan
sebagian ternak bisa berkembang dengan baik karena biasanya ternak tidak
terlalu butuh adaptasi yang panjang untuk hidup, karena perbedaan iklimnya
tidak terlalu besar. Oleh karena itu untuk menghasilkan hewan ternak yang
unggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang reproduksi ternak itu, karena reproduksi ternak akan
berhubungan dengan perbaikan genetis dari ternak itu. Seperti kita tahu bahwa
era globalisasi menuntut para peternak untuk mampu bersaing, jangan malah
semakin tenggelam oleh bidang lain[7].
B. Tinjauan Khusus
Organ reproduksi betina
terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun
dan bekerja sama secara kompleks hingga membentuk suatu kesatuan kerja
sehingga dapat digunakan dalam proses reproduksi dan menghasilkan keturunan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies. Menurut[8]
organ reproduksi betina terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah :
1.
Vagina
Vagina merupakan
organ reproduksi yang paling luar, bagian luar vagina terdapat lapisan daging
yang dinamakan Labia mayora, dan di
dalam terdapat lapisan yang lebih tipis yang dinamakan labia minora, selain itu
juga terdapat Klitoris yang sama
fungsinya dengan Penis pada alat
reproduksi jantan. Vagina berfungsi
sebagai organ Kopulasi dan tempat Deposisi semen pada perkawinan alami, pada perkawinan buatan ( Inseminasi buatan ) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri. Hal ini dilakukan untuk mencegah banyaknya sperma yang mati, karena pada daerah Serviks derajat keasamannya sangat
tinggi sehingga pada daerah itu Sperma
banyak yang tidak dapat bertahan dan mati. Vagina
adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus
(arah Kranial) dan Vulva (Kaudal). Vagina juga
berperan sebagai Selaput yang
menerima Penis hewan jantan pada saat
Kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah Epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar. Pada bagian vagina sapi tersebut permukaannya tidak
mengalami Kornifikasi, kemungkinan
karena rendahnya tingkat Sirkulasi Estrogen[9].
2. Serviks
Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding
tebal dengan panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks
terdapat empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling
mengunci dengan rapat. Dinding Serviks akan
saling mengunci rapat kecuali pada saat ternak birahi atau melahirkan. Fungsi
utama Serviks adalah untuk mencegah
masuknya jasad mikroskopik dan makroskopik yang akan masuk ke saluran rahim. Serviks atau leher Uterus mengarah ke Kaudal
menuju ke Vagina. Serviks merupakan Sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat
terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat Birahi serviks agak
relaks sehinggga memungkinkan Spermatozoa
untuk memasuki Uterus. Pada saat
tersebut bukan tidak mungkin Serviks
akan mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir ke Vulva. Peningkatan jumlah Mucus
juga diproduksi oleh sel-sel Goblet
pada Serviks selama kebuntingan, guna
mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari Vagina ke dalam Uerus[10].
3. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah
muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya
terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang Uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan
tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat
berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya.
Terletak di rongga Pelvis antara
kandung kemih dan Rectum. Letak Uterus dalam keadaan fisiologis adalah Anteversiofleksio ( Serviks ke depan dan membentuk sudut dengan Serviks uteri )[11].
Menurut[12] Bagian-bagian
uterus terdiri atas :
3.1. Fundus uteri, adalah
bagain Uterus proksimal di atas muara
Tuba uterina yang mirip dengan kubah,
di bagian ini tuba Falloppi masuk ke Uterus. Fundus uteri ini biasanya
diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan.
3.2. Korpus uteri, adalah bagian Uterus
yang utama dan terbesar. Korpus uteri menyempit di bgaian Inferior dekat Ostium internum dan berlanjut sebagai Serviks. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di Korpus uteri disebut Kavum uteri
( rongga rahim ).
3.3. Serviks uteri, Serviks menonjol ke dalam Vagina melalui dinding anteriornya,
dan bermuara ke dalamnya berupa Ostium eksternum.
Serviks uteri terdiri dari :
3.3.1.
Pars Vaginalis Serviks uteri yang
dinamakan porsio
3.3.2. Pars Supravaginalis
Serviks uteri yaitu bagian Serviks
yang berada di atas Vagina.
Saluran yang terdapat pada
Serviks disebut Kanalis servikal berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang
2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar Serviks, berbentuk sel-sel Torak
bersilia dan berfungsi sebagai Reseptakulum
reminis. Pintu saluran Serviks
sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di Vagina disebut Ostium Uteri Eksternum. Secara histologis, dinding Uterus terdiri
atas[13]
.
3.1.
Endometrium ( selaput lendir ) di Korpus uteri
Endometrium terdiri atas Epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan
jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endometrium
terdiri atas Epitel selapis Silindris, banyak kelenjar Tubuler bersekresi lendir. Dua pertiga
bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi
Epitel berlapis gepeng, menyatu
dengan Epitel vagina. Endometrium melapisi seluruh Kavum uteri dan mempunyai arti penting
dalam siklus haid. Endometrium
merupakan bagian dalam dari Korpus uteri
yang membatasi Cavum ueri. Pada Endometrium terdapat lubang-lubang kecil
yang merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar Uterus yang dapat menghasilkan Secret
alkalis yang membasahi Cavum arteri.
Epitel endometrium berbentuk seperti Silindris[14].
3.2.
Myometrium / Otot-otot polos
Lapisan
otot polos di sebelah dalam berbentuk Sirkuler
dan di sebelah luar berbentuk Longitudinal.
Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot Oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit
pembuluh-pembuluh darah yang berada di sana. Myometrium merupakan bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot
polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mnedorong isinya keleuar saat
persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah,
pembuluh Lympa dan urat Saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagain
:
3.2.1 Lapisan luar, yaitu
lapisan seperti kap melengkung melalui Fundus
menuju kearah Ligamenta
3.2.2 Lapisan dalam,
merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai Sfingter dan terletak pada Ostium
internum tubae dan orificium uteri internum
3.2.3. Lapisan tengah, terletak antara ke dua
lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh
pembuluh-pembuluh darah. Jadi, dinding Uterus
terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.
3.3. Perimetrium, yakni lapisan Serosa
/ terdiri atas Peritoneum viserale
yang meliputi dinding Uterus bagian
luar. Ke Anterior peritoneum menutupi Fundus
dan Korpus, kemudian membalik ke atas
permukaan kandung Kemih. Lipatan Peritoneum ini membentuk kantung Vesikouterina. Ke Posterior, Peritoneum menutupi menutupi Fundus, Korpus dan Serviks,
kemudian melipat pada Rektum dan
membentuk kantung Rekto-uterina. Ke Lateral, hanya Fundus yang ditutupi karena Peritoneum
membentuk lipatan ganda dengan Tuba uterina
pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah Ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi Pelvis[15].
4. Tuba
falopi
Tuba falopi adalah
saluran berpasangan yang menuju tanduk Uterus
(Cornua uteri) Tuba falopi bersifat Bilateral, strukturnya berliku-liku yang
menjulur dari daerah Ovarium ke Kornua uterina dan menyalurkan Ovum, Spermatozoa, dan Zigot.
Tiga Segmen oviduk dapat dibedakan
menjadi Infundibulum, Ampula, Isthmus.
Epitel tuba uterina berbentuk
silinder sebaris atau Silinder banyak
lapis dengan Silia aktif. Baik sel
tipe Bersilia maupun tidak Bersilia dilengkapi dengan Mikrovili[16].
Tuba fallopi sapi betina
merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium ke bagian sempit Cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4
cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang
dari Tuba fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah
terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat
persambungan dengan Cornua uteri[17].
5. Fimbrae
Fimbria (disebut juga
Umbai-umbai), yang mirip dengan jari
tangan. Umbai-umbai ini berfungsi
untuk menangkap telur (Ovum) yang
dikeluarkan indung telur.
6. Ovarium
Ovarium atau Indung telur terdapat sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari Korteks dan Medula. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan Folikel menjadi
Ovum (dari sel Epitel Germinal primordial di lapisan terluar Epital Ovarium di Korteks),
Ovulasi (pengeluaran Ovum), Sintesis dan Sekresi hormon-hormon Steroid (estrogen oleh teka internaL folikel,
progesteron oleh korpus luteum Pascaovulasi).
Berhubungan dengan Pars infundibulum tuba falopii melalui perlekatan Fimbriae. Fimbriae “menangkap” Ovum
yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh Lgamentum ovarii Proprium, Ligamentum infundibul opelvicum dan
jaringan ikat Mesovarium. Vaskularisasi dari cabang Aorta abdominalis iferior terhadap arteri renalis[18].
Menurut[19]
Berbagai jenis tipe uterus dan terdapat pada hewan
1. Duplex
Duplex Terdiri dari
dua Duplex, tidak memiliki Corpus-uterus, dan Cornua uerus terpisah sempurna. Tipe Uterus ini dimiliki oleh tikus, mencit, kelinci, marmut dan hewan
kecil lainnya.
2. Bicornuate
Terdiri dari satu Corpus-uterus yang kecil, dua Corpus-uterus yang panjang berkelok-kelok,
dan satu Cervix. Tipe Uterus ini dimiliki oleh babi dan hewan Insectivora.
3. Simplex
Simplex terdiri dari
satu Cervix, satu Corpus-uterus yang berukuran besar dan
jelas tanpa Corpus-uterus. Tipe Uterus ini dimiliki oleh hewan Primata.
5. Bipartite
Bipartite Terdiri dari
satu Cervix dan satu Corpus-uterus yang jelas. Kecuali kuda, terdapat
Septum antara Cornua kanan dan Cornua
kiri. Tipe Uterus ini dimiliki oleh
domba, sapi, kerbau, kucing, anjing dan kuda.
Ovarium merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit matang untuk fertilisasi dan
perkembangbiakan dari spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi hormon Seroid yang memungkinkan berkembangnya
ciri-ciri seksual betina sekunder dan mendukung kebuntingan Pada umumnya, Ovarium terdapat dua buah, yaitu kanan
dan kiri yang terletak di dalam rongga Pelvis.
Strukturnya Oval, Ovarium tidak
terikat dengan Tuba falopii dengan
saluran telur yang terbuka ke arah fimbrae[20].
Tuba falopii pangkal dari Tuba falopii
terdapat Fimbrae, Fimbrae adalah
struktur berbentuk corong yang berfungsi menangkap ovum yang telah di ovulasi oleh
Ovarium dan akan di teruskan ke arah Tuba falopii. Tuba falopii merupakan saluran reproduksi betina yang kecil,
berliku-liku dan kenyal serta terdapat sepasang dan merupakan saluran
penghubung antara Ovarium dan Uterus[21].
Tipe bentuk Uterus hewan ada
bermacam-macam, antara lain: Uterus Simpleks. Uterus tipe ini
mempunyai Servik uteri, Korpus uteri
nya jelas dan tidak memiliki Kornua uteri.
Uterus Bipartitus. Uterus tipe
ini dimiliki oleh sapi, domba, anjing, kucing, dan kuda. Uterus tipe ini mempunyai satu Servik,
Korpus Uteri jelas terutama pada kuda, mempunyai Kornua Uteri, dan terdapat sebuah Septum pemisah kedua Kornua uteri.
Korpus uterus sangat pendek, sebuah Servik
dan Kornua uteri panjang serta
berkelok-kelok. Uterus duplek, Uterus
tipe ini memiliki dua Korpus uteri,
dan dua Servik. Uterus tipe ini dimiliki oleh hewan berkantung, seperti Opossum, kanguru, dan platypus. Semua saluran kelaminnya
terbagi dua yaitu dua kornua Uteri,
dua Korpus Uteri, dua Servik, dan dua Vagina. Vagina merupakan
saluran kelamin betina yang berfungsi sebagai tempat penumpahan Semen.[22]
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Jenis
dan Lokasi Praktikum
Jenis praktikum ini adalah
kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Dimana
organ reproduksi sapi betina tersebut diperiksa bagian-bagian
organnya beserta fungsinya dan mengukur panjang organ tersebut.
Kemudian dilakukannya praktikum ini pada hari sabtu
tanggal 10 mei 2014 pukul 13.00-15.00 WITA. Praktikum ini bertempat di
Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar,
Samata Gowa.
B.
Populasi
Adapun bahan yang
digunakan pada praktek ini yaitu tissue rol, kertas label, dan organ reproduksi sapi
betina dan alat yang digunakan
pada praktek ini yaitu alat pengukur, pentlul, pisau/scapel.
C.
Instrumen
Praktikum
Instrumen dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan organ reproduksi sapi betina pada meja praktikum, dan telah
diberi label.
2.
Memperhatikan
dan melihat organ-organ reproduksi sehingga kita bisa mengetahuinya satu per
satu.
3.
Mengamati
bentuk dan fungsi dari tiap organ reproduksi sapi berina.
4.
Menggambar
organ reproduksi sapi betina secara utuh dan membandingkan dengan literatur
yang telah dibaca.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Gambar literatur
|
Sumber:Anonim. Anatomi organ
reproduksi jantan. (http:// peternakan. ugm.
blogspot.Com/ 2013 /11/ anatomi–organ–reproduksi-jantan. html 2013.
2. Gambar Asli
|
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar 2014.
3. Gambar tangan
|
Sumber: Laboratorium Peternakan
Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar 2014.
Tabel.1. Organ
reproduksi ternak betina
No
|
Nama organ reproduksi ternak
betina
|
Bentuk
|
Warna
|
Panjang (cm)
|
Diameter (cm)
|
1
|
Ovarium
kiri
|
Bulat
corong
|
Agak
kuning
|
8
|
8
|
2
|
Ovarium
kanan
|
Bulat
corong
|
Agak
kuning
|
3
|
8
|
3
|
Ovidat
kiri
|
melngkung
|
Putih
pucat
|
8
|
4
|
4
|
Ovidat
kanan
|
Melngkung
|
Putih
pucat
|
7
|
9
|
5
|
Cornua uterus
|
Bulat
melengkung
|
Putih
pucat
|
8
|
6,5
|
6
|
Cervix
|
Bulat
panjang
|
Putih
pucat
|
5
|
10
|
7
|
Vagina
|
Bulat
panjang
|
Putih
pucat
|
18
|
15
|
8
|
Vulva
|
Bulat
panjang
|
Putih
pucat
|
6
|
15
|
Sumber: Laboratorium Peternakan
Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar 2014.
4. Fungsi bagian-bagian organ
reproduksi betina adalah sebagai berikut:
4.1. Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ Kopulasi
dan tempat Deposisi Semen pada perkawinan alami, pada
perkawinan buatan ( Inseminasi buatan
) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri.
4.2. Servix
Fungsi utama Serviks adalah
untuk mencegah masuknya jasad Mikroskopik
dan Makroskopik yang akan masuk ke
saluran rahim. Serviks atau leher Uterus mengarah ke Kaudal menuju ke Vagina.
4.3. Uterus
Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
4.4. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan Folikel menjadi Ovum
(dari sel Epitel germinal primordial
di lapisan terluar Epital ovarium di korteks), Ovulasi (pengeluaran Ovum),
Sintesis dan Sekresi hormon-hormon Steroid
(estrogen oleh teka internaL folikel, progesteron oleh Korpus luteum pascaovulasi).
4.5.Tuba
falopii
Merupakan pangkal dari Tuba falopii
terdapat Fimbrae, fmbrae adalah
struktur berbentuk corong yang berfungsi menangkap Ovum yang telah di Ovulasi
oleh Ovarium dan akan di teruskan ke
arah Tuba falopii.
4.6. Vulva
Merupakan
organ paling luar yang berfungsi melindungi Vagina
dari pengaruh luar.
B.
Pembahasan
Ovarium
kiri dan Ovarium kanan sama-sama
berbentuk bulat corong, dan berwarna kekuningan, untuk Ovarium kiri panjang 8 cm, diameternya 8, dan ovarium kanan panjangnya
3 cm diameternya 8. Ovarium merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit matang untuk fertilisasi dan
perkembangbiakan dari spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi hormon Seroid yang memungkinkan berkembangnya
ciri-ciri seksual betina sekunder dan mendukung kebuntingan Pada umumnya, Ovarium terdapat dua buah, yaitu kanan
dan kiri yang terletak di dalam rongga Pelvis.
Strukturnya Oval, Ovarium tidak
terikat dengan Tuba falopii dengan
saluran telur yang terbuka ke arah fimbrae.
Ovidat
kiri dan Ovidat kanan berbentuk bulat
melngkung dan berwarna Putih pucat . Panjang Ovidat kiri 8 cm,
diameternya 4 dan panjang Ocvidat
kanan 7 cm dan diameternya 9. Hal in tdk sesuai dengan teori mungkin karena
organ tersebut sedah diawetkan, sebagai mana dijelaskan dalam teori[23]
yang mengatakan bahwa Tuba Fallopi sapi betina merupakan satu pasang saluran
yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium
ke bagian sempit Cornua uteri.
Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada
sapi tua. Kisaran panjang dari Tuba Fallopi
yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki
garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai
titik terdekat persambungan dengan Cornua
Uteri.
Cornua uterus
bernentuk bulat melengkung, berwarna putih pucat, pajang 8 cm, dan diameternya
6,5. Hal ini sesuai dengan pendapat[24]
yang mengatakan Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit
gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang Uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan
tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat
berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya.
Terletak di rongga Pelvis antara
kandung kemih dan Rectum.
Cervix bernentuk
bulat panjang, berwarna putih pucat, pajang 5 cm, dan diameternya 10. Hal ini
sesuai dengan pendapat[25]
yang mengatakan Serviks atau leher
rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan
panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks terdapat
empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling mengunci dengan rapat.
Dinding Serviks akan saling mengunci
rapat kecuali pada saat ternak birahi atau melahirkan.
Vagina bernentuk bulat panjang, berwarna
putih pucat, pajang 18 cm, dan diameternya 15. Vagina merupakan organ reproduksi yang paling luar,
bagian luar vagina terdapat lapisan daging yang dinamakan Labia mayora, dan di dalam terdapat lapisan yang lebih tipis yang
dinamakan labia minora, selain itu juga terdapat Klitoris yang sama fungsinya dengan Penis pada alat reproduksi jantan. Vagina berfungsi sebagai organ Kopulasi
dan tempat Deposisi semen pada perkawinan alami, pada
perkawinan buatan ( Inseminasi buatan
) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri. Vulva bernentuk
bulat panjang, berwarna putih pucat, pajang 6 cm, dan diameternya 15.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ovarium merupakan
alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit
matang untuk Fertilisasi dan
perkembang biakan dari Spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi Hormon steroid yang memungkinkan
berkembangnya ciri-ciri seksual betina Sekunder
dan mendukung kebuntingan.
Tuba Fallopi sapi betina
merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium ke bagian sempit Cornua Uteri. Panjangnya rata-rata 12,4
cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang
dari Tuba Fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba Fallopi memiliki garis tengah
terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat
persambungan dengan Cornua uteri.
Serviks atau leher
rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan
panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks terdapat
empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling mengunci dengan rapat.
Vagina adalah bagian
saluran peranakan yang terletak di dalam Pelvis
di antara Uerus (arah Kranial) dan Vulva (Kaudal). Vagina juga berperan sebagai Selaput yang menerima Penis hewan jantan pada saat Kopulasi. Membran mukosa dari vagina
adalah epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar.
B.
Implikasi
Praktikum
Implikasi praktikum yang dapat saya sampaikan setelah melakukan praktikum
ini adalah agar pada praktikum selanjutnya dapat dilakukan pengamatan pada organ-organ
reproduksi ternak yang
masih baru atau yang bukan di awetkan sehingga kita dapat mengetahui perbedaan yang terdapat pada masing-masing organ-organ
yang baru pada ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an.2014. Asy-Syuura ayat 11. Majelis Ulama muslim indonesia.
Anonim.
2012. Organ reproduksi Betina.
Institute Pertanian Bogor. http://nongae. gsnu.
ac.kr/~cspark/ teaching/ chap3. Htm (Diakses pada tanggal 11 mei 2014).
Anonim.
2013 Histologi – organ - reproduksi -
betina. http://peternakan-ugm.
blogspot.com/2013/10/ histologi – organ - reproduksi-betina_5989. html (Diakses pada
tanggal 11 mei 2014).
Anonim. 2010 Anatomi – dan – histologi –
alat - reproduksi http://aredhieanverne.blogspot.com/2010/12/ anatomi – dan –
histologi - alat - reproduksi_21. Html (Diakses pada
tanggal 11 mei 2014).
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Hacker DKK. 2001. Esensial Obstetri
Dan Ginekologi, Jakarta: Hipokrates.
Manuaba, DKK. 2002, Ilmu Kebidanan, Penyakit. Yogyakarta:
UGM Press.
Brown. 1992. Buku Teks Histology Veteriner. Jakarta : UI Press.
Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.
Partodiharjo,S. 1980. Ilmu Reproduksi Ternak. Jakarta: Prduksi
Mutiara.
Mozez. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. , Jakarta: UI Press.
Salisbury. 1985. Fisiologi Reproduksi
dan Inseminasi Buatan. Yogyakarta: UGM Press.
[1] Anonim. Organ reproduksi Betina. Institute Pertanian Bogor. (http://nongae. gsnu. ac.kr/~cspark/ teaching/ chap3.
Htm . 2012).
.
[3] Anonim. Organ reproduksi Betina.
[4]Anonim. Histologi organ reproduksi betina. (http://peternakan-ugm.
blogspot. com/2013/10/ histologi – organ - reproduksi-betina_5989. html. 2013).
[5] Anonim. Histologi organ reproduksi betina.
[6] Anonim. Histologi organ reproduksi
betina.
[7] Anonim. Anatomi dan histologi alat reproduksi.( http://aredhieanverne. blogspot. com/ 2010/12/ anatomi – dan – histologi - alat
- reproduksi_21. html. 2010).
[8] Partodiharjo,S. Ilmu Reproduksi Ternak. (Jakarta:
Prduksi Mutiara. 1980). h 134
[9] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. (Yogyakarta: UGM Press. 1986). h 99
[10] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. h 100
[11] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. (Yogyakarta: UGM Press.
1985). h 223
[12] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. h 224
[13] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. (Jakarta : UI Press. 1992). h142
[14] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h142
[15] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h146
[16] Bobak, dkk. Keperawatan
Maternitas, (Jakarta: EGC. 2004). h 29
[17] Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas.. h 20
[18] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h 147
[19] Hacker DKK.. Esensial Obstetri Dan Ginekologi, (
Jakarta: Hipokrates. 2001). h 122
[20] Manuaba, DKK. Ilmu
Kebidanan, Penyakit. (Yogyakarta: UGM Press. 202). h 67
[21] Manuaba, DKK. Ilmu Kebidanan, Penyakit. H 68
[23] Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas.. h 20
[24] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. 223
[25] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. h 100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar