Rabu, 18 Juni 2014

organ reproduksi betina

LAPORAN LENGKAP
ILMU REPRODUKSI TERNAK
(ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA)
(PET- 2320)

















Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata
Kuliah Ilmu Reproduksi Ternak (Pet-2320) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
 Makassar



Oleh:

HASRIN
60700112017




JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan judul “Organ Reproduksi Ternak Betina” disusun oleh:
Nama               : Hasrin
Nim                 : 60700112017
Kelompok        : I (Satu)
Telah diperiksa dan disahkan oleh  Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

Samata,   Mei 2014
Koordinator  Asisten                                                                   Asisten

ISMAILA A. KADIR S.Pt                                                  MIFTA FTRI  
Nim:                                                                                    Nim: 60700111043




Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. ABD. LATIEF TOLLENG, Ir. M.sc
   Nip:




Tanggal Pengesahan :      Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Bertujuan untuk mempertahankan dan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Prosesnyapun diawali dengan Fertilisasi. Pada mamalia reproduksi dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan perbedaan pada proses Fertilisasi[1].
Proses reproduksi ternak sama halnya dengan proses reproduksi pada manusia yang berasal dari penyatuan sel telur (Ovum) dan sel sperma yang akan membentuk menjadi embrio serta akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim, dimana pada akhirnya akan terjadi proses kelahiran, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syuura ayat 11 yang berbunyi:
ãÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 Ÿ@yèy_ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& $[_ºurør& z`ÏBur ÉO»yè÷RF{$# $[_ºurør& ( öNä.ätuõtƒ ÏmŠÏù 4 }§øŠs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. Öäïx« ( uqèdur ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÊÈ  

Terjemahnya:
Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.[2]

Dari ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia saling berpasang-pasangan, begitupun halnya dengan binatang ternak, sehingga makhluk Allah dapat berkembang biak dengan adanya proses reproduksi.
Pada hewan yang melakukan Fertilisasi internal, organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ Kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan Sperma dari organisme jantan ke betina. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada hewan betina, terlebih dahulu kita harus mengetahui alat-alat kelamin betina tersebut. Organ reproduksi betina terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun  dan bekerja sama secara kompleks hingga membentuk suatu kesatuan kerja sehingga dapat digunakan dalam proses reproduksi dan menghasilkan keturunan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies[3].  
Oleh karena itu dilakukan praktikum praktikum ilmu reproduksi ternak untuk pengamatan terhadap alat reproduksi ternak betina sehingga kita dapat mengetahui bagian-bgian reproduksi dan fungsinya masing-masing.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah bagaimana agar mahasiswa dapat mengetahui ukuran dan bentuk anatomis dari bagian-bagian organ kelamin betina serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian tersebut?
C.    Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari laporan ini adalah praktikan dapat mengenai pengenalan organ reproduksi betina adalah mengetahui ukuran dan bentuk anatomis dari bagian-bagian organ kelamin jantan serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian tersebut.
Kegunaan dari laporan ini yaitu agar praktikan dapat mengenal dan mengetahui ukuran dan bentuk anatomis dari bagian-bagian organ kelamin betina serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian tersebut.















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Tinjauan Umum
Organ reproduksi bukan hal vital dalam fisiologi ternak, namun memegang peranan penting dalam melanjutkan keturunan. Ternak betina menghasilkan sel kelamin (Ovum) serta menyediakan tempat untuk proses pertumbuhan dan perkembangan individu baru mulai dari pembuahan hingga melahirkan. Tahap-tahap perkembangan Folikel sangat penting bagi proses terbentuknya Ovum yang dibutuhkan dalam proses reproduksi pada mahluk hidup. Organ reproduksi ternak betina akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual Maturity atau dewasa kelamin[4].
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi hewan berhenti, hewan tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh hewan yang diambil organ reproduksinya (Testes atau Ovarium) hewan tersebut tidak mati[5].
Ilmu reproduksi ternak merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan, bagian, fungsi, ukuran, serta pengaruh terhadap pertumbuhan ternak dalam berkembangbiak. Umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa Pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Hewan tingkat tinggi, termasuk ternak bereproduksi secara seksual, dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fsiologik yang meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintigrasi antara proses yang satu dengan yang lainya[6].
Peternakan merupakan salah satu dari berbagai bidang yang menyokong kehidupan masyarakat secara umum, selain dari bidang pertanian. Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi masyarakat Indonesia apabila mereka mau untuk mengembangkan. Peternakan merupakan bidang yang cocok bagi masyarakat Indonesia karena iklim di Indonesia sangatlah mendukung bagi berkembangnya sector peternakan. Iklim Indonesia yang tropis memungkinkan sebagian ternak bisa berkembang dengan baik karena biasanya ternak tidak terlalu butuh adaptasi yang panjang untuk hidup, karena perbedaan iklimnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu untuk menghasilkan hewan ternak yang unggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang reproduksi  ternak itu, karena reproduksi ternak akan berhubungan dengan perbaikan genetis dari ternak itu. Seperti kita tahu bahwa era globalisasi menuntut para peternak untuk mampu bersaing, jangan malah semakin tenggelam oleh bidang lain[7].



B.       Tinjauan Khusus
Organ reproduksi betina terbagi menjadi beberapa bagian, yang tersusun  dan bekerja sama secara kompleks hingga membentuk suatu kesatuan kerja sehingga dapat digunakan dalam proses reproduksi dan menghasilkan keturunan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies. Menurut[8] organ reproduksi betina terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah :
1.      Vagina
Vagina merupakan organ reproduksi yang paling luar, bagian luar vagina terdapat lapisan daging yang dinamakan Labia mayora, dan di dalam terdapat lapisan yang lebih tipis yang dinamakan labia minora, selain itu juga terdapat Klitoris yang sama fungsinya dengan Penis pada alat reproduksi jantan. Vagina berfungsi sebagai organ Kopulasi dan tempat Deposisi semen pada perkawinan alami, pada perkawinan buatan ( Inseminasi buatan ) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri. Hal ini dilakukan untuk mencegah banyaknya sperma yang mati, karena pada daerah Serviks derajat keasamannya sangat tinggi sehingga pada daerah itu Sperma banyak yang tidak dapat bertahan dan mati. Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah Kranial) dan Vulva (Kaudal). Vagina juga berperan sebagai Selaput yang menerima Penis hewan jantan pada saat Kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah Epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar. Pada bagian vagina sapi tersebut permukaannya tidak mengalami Kornifikasi, kemungkinan karena rendahnya tingkat Sirkulasi Estrogen[9].
2.      Serviks
Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks terdapat empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling mengunci dengan rapat. Dinding Serviks akan saling mengunci rapat kecuali pada saat ternak birahi atau melahirkan. Fungsi utama Serviks adalah untuk mencegah masuknya jasad mikroskopik dan makroskopik yang akan masuk ke saluran rahim. Serviks atau leher Uterus mengarah ke Kaudal menuju ke Vagina. Serviks merupakan Sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat Birahi serviks agak relaks sehinggga memungkinkan Spermatozoa untuk memasuki Uterus. Pada saat tersebut bukan tidak mungkin Serviks akan mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir ke Vulva. Peningkatan jumlah Mucus juga diproduksi oleh sel-sel Goblet pada Serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari Vagina ke dalam Uerus[10].



3.      Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang Uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga Pelvis antara kandung kemih dan Rectum. Letak Uterus dalam keadaan fisiologis adalah Anteversiofleksio ( Serviks ke depan dan membentuk sudut dengan Serviks uteri )[11].
Menurut[12] Bagian-bagian uterus terdiri atas :
3.1. Fundus uteri, adalah bagain Uterus proksimal di atas muara Tuba uterina yang mirip dengan kubah, di bagian ini tuba Falloppi masuk ke Uterus. Fundus uteri ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan.
3.2. Korpus uteri, adalah bagian Uterus yang utama dan terbesar. Korpus uteri menyempit di bgaian Inferior dekat Ostium internum dan berlanjut sebagai Serviks. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di Korpus uteri disebut Kavum uteri ( rongga rahim ).
3.3. Serviks uteri, Serviks menonjol ke dalam Vagina melalui dinding anteriornya, dan bermuara ke dalamnya berupa Ostium eksternum. Serviks uteri terdiri dari :
         3.3.1. Pars Vaginalis Serviks uteri yang dinamakan porsio
3.3.2. Pars Supravaginalis Serviks uteri yaitu bagian Serviks yang berada di atas Vagina.
Saluran yang terdapat pada Serviks disebut Kanalis servikal berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar Serviks, berbentuk sel-sel Torak bersilia dan berfungsi sebagai Reseptakulum reminis. Pintu saluran Serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di Vagina disebut Ostium Uteri Eksternum. Secara histologis, dinding Uterus terdiri atas[13] .
3.1.       Endometrium ( selaput lendir ) di Korpus uteri
Endometrium terdiri atas Epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endometrium terdiri atas Epitel selapis Silindris, banyak kelenjar Tubuler bersekresi lendir. Dua pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi Epitel berlapis gepeng, menyatu dengan Epitel vagina. Endometrium melapisi seluruh Kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid. Endometrium merupakan bagian dalam dari Korpus uteri yang membatasi Cavum ueri. Pada Endometrium terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar Uterus yang dapat menghasilkan Secret alkalis yang membasahi Cavum arteri. Epitel endometrium berbentuk seperti Silindris[14].
3.2.    Myometrium / Otot-otot polos
         Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk Sirkuler dan di sebelah luar berbentuk Longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot Oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada di sana. Myometrium merupakan bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mnedorong isinya keleuar saat persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh Lympa dan urat Saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagain :
3.2.1 Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui Fundus  menuju kearah Ligamenta
3.2.2 Lapisan dalam, merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai Sfingter dan terletak pada Ostium internum tubae dan orificium uteri internum
 3.2.3. Lapisan tengah, terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah. Jadi, dinding Uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.
3.3. Perimetrium, yakni lapisan Serosa / terdiri atas Peritoneum viserale yang meliputi dinding Uterus bagian luar. Ke Anterior peritoneum  menutupi Fundus dan Korpus, kemudian membalik ke atas permukaan kandung Kemih. Lipatan Peritoneum ini membentuk kantung Vesikouterina. Ke Posterior, Peritoneum menutupi menutupi Fundus, Korpus dan Serviks, kemudian melipat pada Rektum dan membentuk kantung Rekto-uterina. Ke Lateral, hanya Fundus yang ditutupi karena Peritoneum membentuk lipatan ganda dengan Tuba uterina pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah Ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi Pelvis[15].
4.   Tuba falopi
Tuba falopi adalah saluran berpasangan yang menuju tanduk Uterus (Cornua uteri) Tuba falopi  bersifat Bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah Ovarium ke Kornua uterina dan menyalurkan Ovum, Spermatozoa, dan Zigot. Tiga Segmen oviduk dapat dibedakan menjadi Infundibulum, Ampula, Isthmus. Epitel tuba uterina berbentuk silinder sebaris atau Silinder banyak lapis dengan Silia aktif. Baik sel tipe Bersilia maupun tidak Bersilia dilengkapi dengan Mikrovili[16].
Tuba fallopi sapi betina merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium ke bagian sempit Cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari Tuba fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan Cornua uteri[17].
5.    Fimbrae
Fimbria (disebut juga Umbai-umbai), yang mirip dengan jari tangan. Umbai-umbai ini berfungsi untuk menangkap telur (Ovum) yang dikeluarkan indung telur.
6.       Ovarium
Ovarium atau Indung telur terdapat sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari Korteks dan Medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan Folikel menjadi Ovum (dari sel Epitel Germinal primordial di lapisan terluar Epital Ovarium di Korteks), Ovulasi (pengeluaran Ovum), Sintesis dan Sekresi hormon-hormon Steroid (estrogen oleh teka internaL folikel, progesteron oleh korpus luteum Pascaovulasi). Berhubungan dengan Pars infundibulum tuba falopii melalui perlekatan Fimbriae. Fimbriae “menangkap” Ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh Lgamentum ovarii Proprium, Ligamentum infundibul opelvicum dan jaringan ikat Mesovarium. Vaskularisasi dari cabang Aorta abdominalis iferior terhadap arteri renalis[18].


Menurut[19] Berbagai jenis tipe uterus dan terdapat pada hewan
1.   Duplex
Duplex Terdiri dari dua Duplex, tidak memiliki Corpus-uterus, dan Cornua uerus terpisah sempurna. Tipe Uterus ini dimiliki oleh tikus, mencit, kelinci, marmut dan hewan kecil lainnya.   
2.   Bicornuate
Terdiri dari satu Corpus-uterus yang kecil, dua Corpus-uterus yang panjang berkelok-kelok, dan satu Cervix. Tipe Uterus ini dimiliki oleh babi dan hewan Insectivora.
3.   Simplex
Simplex terdiri dari satu Cervix, satu Corpus-uterus yang berukuran besar dan jelas tanpa Corpus-uterus. Tipe Uterus ini dimiliki oleh hewan Primata.
5. Bipartite
Bipartite Terdiri dari satu Cervix dan satu Corpus-uterus yang jelas. Kecuali kuda, terdapat Septum antara Cornua kanan dan Cornua kiri. Tipe Uterus ini dimiliki oleh domba, sapi, kerbau, kucing, anjing dan kuda.
Ovarium merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit matang untuk fertilisasi dan perkembangbiakan dari spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi hormon Seroid yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri seksual betina sekunder dan mendukung kebuntingan Pada umumnya, Ovarium terdapat dua buah, yaitu kanan dan kiri yang terletak di dalam rongga Pelvis. Strukturnya Oval, Ovarium tidak terikat dengan Tuba falopii dengan saluran telur yang terbuka ke arah fimbrae[20].
Tuba falopii pangkal dari Tuba falopii terdapat Fimbrae, Fimbrae adalah struktur berbentuk corong yang berfungsi menangkap ovum yang telah di ovulasi oleh Ovarium dan akan di teruskan ke arah Tuba falopii. Tuba falopii merupakan saluran reproduksi betina yang kecil, berliku-liku dan kenyal serta terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara Ovarium dan Uterus[21].
Tipe bentuk Uterus hewan ada bermacam-macam, antara lain:  Uterus Simpleks. Uterus tipe ini mempunyai Servik uteri, Korpus uteri nya jelas dan tidak memiliki Kornua uteri. Uterus Bipartitus. Uterus tipe ini dimiliki oleh sapi, domba, anjing, kucing, dan kuda. Uterus tipe ini mempunyai satu Servik, Korpus Uteri jelas terutama pada kuda, mempunyai Kornua Uteri, dan terdapat sebuah Septum pemisah kedua Kornua uteri. Korpus uterus sangat pendek, sebuah Servik dan Kornua uteri panjang serta berkelok-kelok. Uterus duplek, Uterus tipe ini memiliki dua Korpus uteri, dan dua Servik. Uterus tipe ini dimiliki oleh hewan berkantung, seperti Opossum, kanguru, dan platypus. Semua saluran kelaminnya terbagi dua yaitu dua kornua Uteri, dua Korpus Uteri, dua Servik, dan dua Vagina. Vagina merupakan saluran kelamin betina yang berfungsi sebagai tempat penumpahan Semen.[22]

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.      Jenis dan Lokasi Praktikum
Jenis praktikum ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Dimana organ reproduksi sapi betina tersebut diperiksa bagian-bagian organnya beserta fungsinya dan mengukur panjang organ tersebut.
Kemudian dilakukannya praktikum ini pada hari sabtu tanggal 10 mei 2014 pukul 13.00-15.00 WITA. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, Samata Gowa.
B.       Populasi
Adapun bahan yang digunakan pada praktek  ini yaitu tissue rol, kertas label, dan organ reproduksi sapi betina dan alat yang digunakan pada praktek  ini yaitu alat pengukur, pentlul, pisau/scapel.
C.      Instrumen Praktikum
Instrumen dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.       Menyiapkan organ reproduksi sapi betina pada meja praktikum, dan telah diberi label.
2.      Memperhatikan dan melihat organ-organ reproduksi sehingga kita bisa mengetahuinya satu per satu.
3.      Mengamati bentuk dan fungsi dari tiap organ reproduksi sapi berina.
4.      Menggambar organ reproduksi sapi betina secara utuh dan membandingkan dengan literatur yang telah dibaca.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
1.      Gambar literatur
Sumber:Anonim. Anatomi organ reproduksi jantan. (http:// peternakan. ugm. blogspot.Com/ 2013 /11/ anatomi–organ–reproduksi-jantan. html 2013.

2.      Gambar Asli
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar 2014.

3.      Gambar tangan

Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar 2014.

 Tabel.1. Organ reproduksi ternak betina
No
Nama organ reproduksi ternak betina
Bentuk
Warna
Panjang (cm)
Diameter (cm)
1
Ovarium kiri
Bulat corong
Agak kuning
8
8
2
Ovarium kanan
Bulat corong
Agak kuning
3
8
3
Ovidat kiri
melngkung
Putih pucat
8
4
4
Ovidat kanan
Melngkung
Putih pucat
7
9
5
Cornua uterus
Bulat melengkung
Putih pucat
8
6,5
6
Cervix
Bulat panjang
Putih pucat
5
10
7
Vagina
Bulat panjang
Putih pucat
18
15
8
Vulva
Bulat panjang
Putih pucat
6
15
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar 2014.

4.      Fungsi bagian-bagian organ reproduksi betina adalah sebagai berikut:
4.1. Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ Kopulasi dan tempat Deposisi Semen pada perkawinan alami, pada perkawinan buatan ( Inseminasi buatan ) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri.
4.2. Servix
Fungsi utama Serviks adalah untuk mencegah masuknya jasad Mikroskopik dan Makroskopik yang akan masuk ke saluran rahim. Serviks atau leher Uterus mengarah ke Kaudal menuju ke Vagina.
4.3. Uterus
Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
4.4. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan Folikel menjadi Ovum (dari sel Epitel germinal primordial di lapisan terluar Epital ovarium di korteks), Ovulasi (pengeluaran Ovum), Sintesis dan Sekresi hormon-hormon Steroid (estrogen oleh teka internaL folikel, progesteron oleh Korpus luteum pascaovulasi).  
4.5.Tuba falopii  
Merupakan pangkal dari Tuba falopii terdapat Fimbrae, fmbrae adalah struktur berbentuk corong yang berfungsi menangkap Ovum yang telah di Ovulasi oleh Ovarium dan akan di teruskan ke arah Tuba falopii.
4.6. Vulva
Merupakan organ paling luar yang berfungsi melindungi Vagina dari pengaruh luar.
B.       Pembahasan
Ovarium kiri dan Ovarium kanan sama-sama berbentuk bulat corong, dan berwarna kekuningan, untuk Ovarium kiri panjang 8 cm, diameternya 8, dan ovarium kanan panjangnya 3 cm diameternya 8. Ovarium merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit matang untuk fertilisasi dan perkembangbiakan dari spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi hormon Seroid yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri seksual betina sekunder dan mendukung kebuntingan Pada umumnya, Ovarium terdapat dua buah, yaitu kanan dan kiri yang terletak di dalam rongga Pelvis. Strukturnya Oval, Ovarium tidak terikat dengan Tuba falopii dengan saluran telur yang terbuka ke arah fimbrae.
Ovidat kiri dan Ovidat kanan berbentuk bulat melngkung dan berwarna Putih pucat . Panjang Ovidat kiri  8 cm, diameternya 4 dan panjang Ocvidat kanan 7 cm dan diameternya 9. Hal in tdk sesuai dengan teori mungkin karena organ tersebut sedah diawetkan, sebagai mana dijelaskan dalam teori[23] yang mengatakan bahwa Tuba Fallopi sapi betina merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium ke bagian sempit Cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari Tuba Fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan Cornua Uteri.
Cornua uterus bernentuk bulat melengkung, berwarna putih pucat, pajang 8 cm, dan diameternya 6,5. Hal ini sesuai dengan pendapat[24] yang mengatakan Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang Uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga Pelvis antara kandung kemih dan Rectum.
Cervix bernentuk bulat panjang, berwarna putih pucat, pajang 5 cm, dan diameternya 10. Hal ini sesuai dengan pendapat[25] yang mengatakan Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks terdapat empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling mengunci dengan rapat. Dinding Serviks akan saling mengunci rapat kecuali pada saat ternak birahi atau melahirkan.
Vagina bernentuk bulat panjang, berwarna putih pucat, pajang 18 cm, dan diameternya 15. Vagina merupakan organ reproduksi yang paling luar, bagian luar vagina terdapat lapisan daging yang dinamakan Labia mayora, dan di dalam terdapat lapisan yang lebih tipis yang dinamakan labia minora, selain itu juga terdapat Klitoris yang sama fungsinya dengan Penis pada alat reproduksi jantan. Vagina berfungsi sebagai organ Kopulasi dan tempat Deposisi semen pada perkawinan alami, pada perkawinan buatan ( Inseminasi buatan ) Deposisi semen dilakukan di daerah Corpus uteri. Vulva bernentuk bulat panjang, berwarna putih pucat, pajang 6 cm, dan diameternya 15.






BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Ovarium merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawab atas Diferensiasi dan pelepasan Oosit matang untuk Fertilisasi dan perkembang biakan dari Spesies. Ovarium juga sebagai organ Endokrin yang memproduksi Hormon steroid yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri seksual betina Sekunder dan mendukung kebuntingan.
Tuba Fallopi sapi betina merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari Ovarium ke bagian sempit Cornua Uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari Tuba Fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba Fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan Cornua uteri.
Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm, pada dinding Serviks terdapat empat buah lekukan yang apabila kedua buah dinding Serviks saling bertemu maka akan saling mengunci dengan rapat.
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam Pelvis di antara Uerus (arah Kranial) dan Vulva (Kaudal). Vagina juga berperan sebagai Selaput yang menerima Penis hewan jantan pada saat Kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar.
B.     Implikasi Praktikum
Implikasi praktikum yang dapat saya sampaikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar pada praktikum selanjutnya dapat dilakukan pengamatan pada organ-organ reproduksi ternak yang masih baru atau yang bukan di awetkan sehingga kita dapat mengetahui  perbedaan yang terdapat pada masing-masing organ-organ yang baru pada ternak.




DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an.2014.  Asy-Syuura ayat 11. Majelis Ulama muslim indonesia.

Anonim. 2012. Organ reproduksi Betina. Institute Pertanian Bogor. http://nongae. gsnu. ac.kr/~cspark/ teaching/ chap3. Htm (Diakses pada tanggal 11 mei 2014).

Anonim. 2013 Histologi – organ - reproduksi - betina. http://peternakan-ugm. blogspot.com/2013/10/ histologi – organ - reproduksi-betina_5989. html (Diakses pada tanggal 11 mei 2014).

Anonim. 2010 Anatomi – dan – histologi – alat - reproduksi http://aredhieanverne.blogspot.com/2010/12/ anatomi – dan – histologi - alat - reproduksi_21. Html (Diakses pada tanggal 11 mei 2014).

Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Hacker DKK. 2001. Esensial Obstetri Dan Ginekologi,  Jakarta:  Hipokrates.
Manuaba, DKK. 2002, Ilmu Kebidanan, Penyakit. Yogyakarta: UGM Press.
Brown. 1992. Buku Teks Histology Veteriner. Jakarta : UI Press.
Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.
Partodiharjo,S. 1980. Ilmu Reproduksi Ternak. Jakarta: Prduksi Mutiara.
Mozez. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. , Jakarta: UI  Press.
Salisbury. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. Yogyakarta: UGM Press.






[1] Anonim. Organ reproduksi Betina. Institute Pertanian Bogor. (http://nongae. gsnu. ac.kr/~cspark/ teaching/ chap3. Htm . 2012).
[2]Al-Qur’an. Asy-Syuura ayat 11 Majelis Ulama muslim indonesia. 2014.   
.
[3] Anonim. Organ reproduksi Betina.  
[4]Anonim. Histologi organ reproduksi betina. (http://peternakan-ugm. blogspot. com/2013/10/ histologi – organ - reproduksi-betina_5989. html. 2013).
[5] Anonim. Histologi  organ  reproduksi  betina.
[6] Anonim. Histologi  organ  reproduksi  betina.
[7] Anonim. Anatomi dan histologi alat reproduksi.( http://aredhieanverne. blogspot. com/ 2010/12/ anatomi – dan – histologi - alat - reproduksi_21. html. 2010).
[8] Partodiharjo,S. Ilmu Reproduksi Ternak. (Jakarta: Prduksi Mutiara. 1980). h 134
[9] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. (Yogyakarta: UGM Press. 1986). h 99
[10] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. h 100
[11] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. (Yogyakarta: UGM Press. 1985). h 223
[12] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. h 224
[13] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. (Jakarta : UI Press. 1992). h142
[14] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h142
[15] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h146
[16] Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas, (Jakarta: EGC.  2004). h 29
[17] Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas.. h 20
[18] Brown. Buku Teks Histology Veteriner. h 147
[19] Hacker DKK.. Esensial Obstetri Dan Ginekologi, ( Jakarta:  Hipokrates. 2001). h 122
[20] Manuaba, DKK.  Ilmu Kebidanan, Penyakit. (Yogyakarta: UGM Press. 202). h 67
[21] Manuaba, DKK. Ilmu Kebidanan, Penyakit. H 68
[22] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. h 243
[23] Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas.. h 20
[24] Salisbury. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. 223
[25] Frandson. Anatomi dan Fisiologi Ternak. h 100 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar