LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
ANATOMI DAN
FISIOLOGI TERNAK
(PET 2316)
Digunakan untuk memenuhi salah satu syarat melulusi
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi ternak (PET 2316) Pada Jurusan Ilmu
Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh :
HASRIN
60700112017
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Laporan Lengkap Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
Laporan : Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Melulusi Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak Jurusan Ilmu Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddun Makassar
Nama
: HASRIN
Nim : 60700112017
Kelompok : III (Tiga)
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Koordinator Asistendan Asisten dan dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2013
Koordinator Asisten Asisten
(Armiati Alimuddin ) (Jusriadi )
Nim : 60700110009 Nim : 60700111036
Mengetahui,
Penanggung
Jawab Mata Kuliah
(Zulkharnaim. S.pt. M.Si)
Tanggal Pengesahan : Desember
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur
semua organisme makhluk hidup. Sedangkan histologi berasal dari kata histon,
yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan
fungsi yang membentuk jaringan. Jadi histologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jaringan tubuh (Hunter, 1995).
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kerangka (skeleton).
Osteologi berasal dari kata os dari bahasa latin dan osteon
dari bahasa yunani yang artinya adalah tulang . Tulang merupakan bagian tubuh
atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa
embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm
pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari
puluhan atau ratusan tulang . Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan
atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya
dilengkapi dengan tulang rawan (cartilago) dan Ligamenta (pita
pengikat) (Erna, 2011).
Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam
tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk
memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan
oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot
memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan
gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang
berkontraksi untuk mempertahankan otot (Nanda, 2012).
B. Tujuan
Adapun tujuan
dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami dengan seksama
sistem rangka pada vertebrata
serta fungsi-fungsinya.
2. Untuk mengetahui letak otot pada hewan ternak
secara anatomi.
3. Untuk mengetahui bentuk dan letak dari
tulang-tulang atau sistem rangka tenak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Kerangka Ternak
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangkahidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat
pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya
struktur penunjang (Nanda, 2012).
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai
tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan
salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm pola bangunan tubuh
suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan
tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang
disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang
rawan (cartilago) dan pita pengikat (ligament) (Lesty, 2011).
Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka
struktur yang keras biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini
menyokong dan melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya
melalui “intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk
atau melalui “endochondra formation”seperti pembentukan tulang panjang.
Tulang terdiri dari pada sel-sel dalam matriks interselular dipanggil osteoid.
Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak
organik (Soeparno, 2009).
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang
rawan pada permukaan sambungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping
tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang terdapat tendon yang
berisi sel-sel tulang yang terkena sebagai assmoidus. Sebagai contoh
yang terkenal adalah patelia (tulang tempurung lutut) dan kemin
(tulang mata kaki). Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu
kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura.
Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan
sepasang orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral
terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di
sebelah luar orbita terdapat archus zygomaticus (Frandson, 1993).
Menurut (Hunter, 1995) tulang rangka mempunyai fungsi yaitu sebagai
berikut:
a. Menyokong badan (membenarkan pergerakan
normal hanya pada kawasan tertentu saja).
b. Melindungi struktur-struktur dalaman
badan, contohnya otak dilindungi oleh tengkorak, jantung dan paru-paru
dilindungi oleh tulang rusuk.
c. Menghasilkan sel darah merah dalam
sum-sum tulang dan menyimpan bahan mineral kalsium dan fosforus.
d. Bertindak sebagai organ hemopoietik.
Sistem skeleton dibagi menjadi 3 yaitu skeleton aksial adalah
skeleton yang terletak dibagian median badan. Tulang-tulang skeleton
ini terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra
dan tulang sternum. Tulang-tulang skeleton ini tidak berpasangan
kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang
tidak). Skeleton apendikular adalah skeleton yang bersambung
dengan skeleton aksial (melalui dua struktur tulang bahu dan tulang
pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tulang-tulang
kaki (apendej). Skeleton splanknik yang terdiri dari tulang
yang terbina dari tisu visera atau organ lembut, contohnya os penis
anjing, os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang skelera
dalam mata burung (Anonim, 2013).
Columna vertebralis merupakan bagian dari skeleton axial yang
melindungi corda spinalis. Pada kebanyakan cordata, tersusun oleh
struktur skeletal bersegmen yaitu vertebrae dan merupakan
kesatuan antara spinalis dan columna. Perluasan dasar
tulang-tulang tengkorak ke arah posterior sampai ke arah ekor. Columna
vertebralis mempunyai (memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh,
selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada
otot (Edipermadi, 2012).
Sternum (apparatus sternal) berbentuk seperti pisau
belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (manubrum), badan (sternum)
dan taju pedang (prosessus xiphoid). Manubrium bersambungan
dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat
melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya (Ernawati, 2011).
Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung
pada tulang dada, tulang rusuk palsu (costae spurea) ada 5 pasang, yaitu
3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang
rusuk melayang (costae fluctantes) (Edipermadi, 2012).
B. Sistem Perototan Ternak
Sistem otot adalah suatu jalinan
jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang
lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas
utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian
tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata
hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan
membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika
tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk
mempertahankan otot (Soeparno, 2009).
Sistem otot adalah
sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup
dapat bergerak. Unggas dan seperti halnya mamalia memiliki tiga jenis otot
yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos adalah otot yang
membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran pencernaan. Otot
polos juga ditemukan di dalam pembuluh darah usus dan organ lain yang tidak
berada di bawah perintah otak. Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan,
lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel
otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri otot polos sel-sel
berbentuk spidal, inti di tengah, serabut-serabut retikuler
transversal menghubungkan sel-sel otot berdekatan dan membentuk suatu
kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional. Fungsi otot polos yaitu
mengontrol segala aktivitas motor (gerak) alat dalam (visceral) dan
mengelola tekan darah di seluruh tubuh (Lesty, 2011).
Otot jantung
merupakan otot yang membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang
tidak dapat diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada faktor luar (ekstrinsik).
Otot jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot atrial, otot ventricular,
dan serabut otot purkinje. Bentuk otot atrial dan otot vetrikular
kontraksinya sama seperti otot skelet karena mengandung syncytium.
Sedangkan serabut otot purkinje kontraksinya sangat lemah karena hanya
mengandung sedikit elemen kontraktil. Kontraksi otot jantung adalah
ritmik dan terus menerus, karena jantung mempunyai centrum otomasi.
Ciri-ciri otot jantung adalah adanya cakram intercalated (intercalated
disk) yang berfungsinya sebagai penyusun organ jantung (Edipermadi, 2012).
Otot rangka
merupakan otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang
memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama
lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi
serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibri serabut otot rangka
mengandung keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap myofibril
letaknya pada ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat
jaringan ikat kendur yang disebut endomisium. Ciri-ciri dari otot rangka
yaitu selnya berbentuk serabut, inti terletak di bawah permukaan sel dengan
arah aksis panjang serabut-serabut otot, membran sel otot disebut sarkolema,
lapisan permukaannya menyatu membentuk tendon dan dipersarafi oleh satu ujung
syaraf terletak pada bagian tengah serat (Anonim, 2013).
Menurut (Fradson, 1993) sejumlah
besar otot dengan ukuran, bentuk dan struktur internal yang berbeda,
merupakan penyusun rangka tubuh makhluk hidup. Struktur dari otot-otot strip
mengikuti skema organisasi secara umum:
1. Kumpulan dari
serat-serat otot yang bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan
ikat yang banyak.
2. Organisasi dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk
membedakan kelompok serat-serat muskuler menjadi kelompok pertama,
kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok empat.
3. Pada otot besar,
kelompok tingkat superior akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat
yang lebih rendah (inferior).
Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat reologik
daging sangat tergantung pada kedua komponen tersebut yaitu serat muskuler
dan jaringan ikat. Kontraksi pada otot melibatkan sel syaraf (syaraf motorik/afferent)
sebagai rangkaian yang akan mengirimkan pesan dari afektor atau
rangsangan terjadi dalam bentuk aksi potensial ke syaraf pusat dan kembali
melalui syaraf efferent ke pusat reaksi (kontraksi/efektor). Aksi
potensial yang sampai pada ujung axon sel syaraf menyebabkan terlepasnya
NAC (Neurotransmiter Asetil Cholin). Neurotranmiter ini
akan menempel pada reseptor pada membran sel otot dan kanal Na+ dan
K+ terbuka, sehingga ion natrium masuk, terjadi depolarisasi
dimana proses terjadinya aksi potensial dimulai (Soeparno, 2009).
|
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya praktikum Anatomi dan Fisiologi ternak
yaitu:
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 14 Desember 2013
Pukul
: 10.00 wita sampai selesai
Tempat
: Laboratorium
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam percobaan ini adalah ember, peralatan bedah dan nampan.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah satu ekor kambing dan air bersih.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan seekor kambing yang telah disembeli
terlebih dahulu dan dikuliti.
2.
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
Dosen/asisten mengenai nama-nama otot pada ternak kambing.
3.
Mengetahui nama-nama otot pada ternak dengan dapat
menyebutkan satu persatu otot yang ditunjukkan.
4.
Memberikan label pada setiap otot ternak kambing.
5.
Menggambar/mengambil foto dari setiap otot yang telah
diberi label.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Sistem
Kerangka Ternak (oesteology)
2.
Sistem Perototan Ternak (Histology).
a. Gambar
Literatur
Sumber:
Gambar sistem perototan ternak (Anonim, 2013).
b. Gambar
Asli
Sumber: Laboratorium Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar2013.
Keterangan:
1. Plexus barcialis
2. M.
latissimus
dorsi
3. Membri
toracici
4. M. trapezius/pars
cervicalis
5. M. Rhomboideus thoracis
6. M. Serratus ventralis thoracis
7. M. Serratus ventralis caudalis
8. M. Retcactor costae
9. M. Latissimus dorsi
10. Fascia M. obliauss
externus abdominis
11. M. oblignus externus
abdominis
12. M. pectoralis profundus
13. M. scalenus dorsalis
14. M. pectorals superficiales
15. M.
Pectoralis transversus
B. Pembahasan
1. Kerangka
(skeleton)
Kerangka
(tulang) adalah materi yang keras dan kaku yang membentuk rangka dalam
pada hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari
seekor hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari
seekor hewan dinamakan skeleton.
Fungsi dari kerangka pada tubuh
yaitu:
1.
Memberi bentuk pada tubuh
2.
Sebagai alat penunjang
3.
Melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak
4.
Sebagai tempat pembuatan unsur-unsur darah
Tengkorak (kranin) adalah bagian skeleton yang membentuk
kerangka dasar kepala disebut kranium. Fungsi tengkorak yaitu sebagai
pelindung otak, penyokong berbagai organ dan membentuk awal saluran sistema digestoria
dan sistema respiratoria. Tengkorak terdiri dari nasal, mandibula,
maksila, lakrima, coranoid process dan occipital. Atap bagian atas
dibentuk oleh maksila dan premaksila yang membentuk dentis dan
oleh maksila as. palatina. Bagian ventrolateral oral
dilengkapi oleh mandibula. Mandibula berporos pada bagian as
temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian bawah pada mandibula
merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam proses penguyahan dan
penelanan.
Ujung medial skapula bersendi dengan menubrium. Ujung lateral
clavicula bersendi dengan acromion. Acromion adalah sudut di
sebelah caudal dan dua sudut di sebelah cranial pada sudut cranial
lateral dataran sendi, yang bersendi dengan humerus.
Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak
mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis,
penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua disebut aksis.
Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi tidak
tinggi Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk throrax.
Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus
xipoideus. Vertebrae thoracalis ditandai dengan processus spinous
yang sangat berkembang. Processus spinous membentuk pangkal pada prominesia
dorsalia yang dikenal sebagai “wither” pada bagian bawah bahu.
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang
terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan proximal disebut radial
(profundial ke lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus
merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada kambing karpus merupakan
hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur vertikal
pada metakarpus menunjukkan fungsi kedua tulang tersebut. Ujung proximal
femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal
femur bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua
tulang yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula
bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula menempel pada
kedua ujung distal tibia.
Kedua ujung distal ini merupakan persendian dengan trachlea tali.
Trachlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus. Talus
ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu
dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas talus, proteulus,
os cuboideum, os naviculare (os scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia.
Talus bersendi dengan calcaneus dan raviculare calcaneus
bersendi juga dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga
dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa
cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung proximal 5 ossa metatarsalia.
Di sebelah os metatarsalia berturut-turut terdapat dua palanges.
Di sebelah os metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga palanges.
Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter
pada calcaneus) dan capita osseum metatarsalium (distal ossa
metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung
tranversal.
Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae.
Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang, yaitu os illium, os
ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama dengan os
sacru merupakan pelvis. Antara kedua os coxae di sebelah ventral
disebut symphysis ossium pubis. Pelvis ini kira-kira
membentuk sesuatu yang pada dasarnya ada pada lubang, os coxae pada
suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang ujung proximal
femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah
saling tumbuh melekat sehingga terjadi satu tulang, yaitu os sacrum
daerah cocigleal dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah
mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga occygis.
2. Otot
Otot
merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya
berkontraksi. Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot hewan berubah
menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi fisiologisnya telah terhenti.
Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh
jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak, jadi
daging tidak sama dengan otot.
Otot memiliki fungsi sama halnya dengan kerangka. Fungsi otot yaitu pada
ternak kambing adalah sebagai berikut ini:
1. Otot memberi
dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya
gravitasi.
2. Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia
yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak.
Beberapa jenis otot pada hewan termasuk kambing, antara lain adalah :
1. Otot trapezius
merupakan otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis
tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae
lumbar dan insersionya terutama pada spina skapula. Otot trapezius
secara keseluruhan juga mendukung melekatnya scapula pada tubuh.
2. Otot serratus
ventralis merupakan otot yang paling besar dan otot utama yang
menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini besar dan
bentuknya seperti kipas.
3. Otot
lattisimus dorsi merupakan otot yang berbentuk segitiga lebar,
mempunyai origo pada prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar
dengan perantaraan aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk menarik
kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu tetap, maka badan itu akan ke
depan atau maju.
4. Otot
longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada
lokasi, yaitu di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum,
pada daerah thoraks disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks
disebut longissimus cervicis, longissimus capitis dan
longissimus atlantis.
5. Otot ekstensor
carpii rassss. Otot ini merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus.
Otot ini berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung
proximal daerah metacarpal. Peran utama otot ini adalah gerak
estensi karpus.
6. Otot fleksor
carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar
kaki depan. Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor)
humerus dan insersianya pada permukaan volar ujung proksimal
metacarpus.
7. Otot gluteus
medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot
ini terletak pada sayap tulang illium dan insersionya pada frokauter
mayor dari tulang femur, yang merupakan lever yang menjulur di atas
sendi pinggul, sehingga menggerakan bagian lain dari kaki belakang ke arah
belakang.
8. Otot bisep
femoris, semiteninosus dan semimembranosus. Otot-otot tersebut
merupakan otot ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring
muscle. Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan adanya alur-alur
vertikal pada bagian otot tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem
rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Dimana fungsi dari rangka yaitu sebagai penunjang tubuh, untuk memberi
bentuk pada hewan, sebagai tempat melekatnya urat daging (otot), untuk
melindungi (proteksi) organ-organ tubuh yang lunak dan mudah rusak,
misal : organ visceral, otak dll, sebagai cadangan unsur-unsur kimia
penyusun tubuh misal : cakium dan phosphor dan sebagai alat gerak pasif, dalam hal
ini akan bekerjasama dengan otot-tot yang bertaut padanya.
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot mempunyai tugas utama yaitu
berkontraksi, kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh
dan substansi dalam tubuh. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu
mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
B. Saran
Adapun saran dalam praktikum ini
adalah sebaiknya waktu yang disediakan dalam praktikum diperpanjang agar dapat
mengoptimalkan jalannya praktikum sehingga penjelasan mengenai anatomi dan
fisiologi dapat dipahami lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
“Anatomi dan Fisiologi Ternak”. http://
laporanku ahmadmujahidin6133.blogspot.com/2013/06/anatomi-dan-fisiologi-ternak-sistem.html.
diakses pada tanggal 15 Desember 2013
Edi,
Permadi. 2012. “Makalah Anatomi Histologi”. http:// edypermadi.wordpress.
com/2012/06/15/makalah-anatomi-histologi/. Diakses pada tanggal 12 Desember
2013.
Ernawati,
Djaya. 2011. “Sistem Otot Pada Hewan”. http://renaex. blogspot. com/2011/10/sistem-otot-pada-hewan.html
diakses pada tanggal 12 Desember 2013.
Franson ,
R.D . 1993 . “Anatomi dan Fisiologi Ternak” . Gadjah Mada University
press: Yogyakarta.
Hunter.
1995. “Fisiologi dan Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik”. ITB:
Bandung.
Lesty,
Adinisa. 2011. “Jaringan Otot Pada Hewan”. http://lestyadinisa.blogspot.
com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html. Diakses pada tanggal 12
Januari 2013.
Nanda,
Fafet. 2012. “Anatomi dan Fisiologi Ternak”. http://nandafapet.blogspot.
com/2012/02/anatomi-dan-fisiologi-ternak-nursholeh.html. Diakses pada 12
Januari 2013.
Soeparno.
2009. “Ilmu dan Teknologi Daging”. Gadjah Mada University Pres:
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar