LAPORAN PRAKTEK LAPANG
ILMU HIJAUAN PAKAN DAN TATA LAKSANA LADANG
(PET 2315)
Digunakan
untuk memenuhi salah satu syarat melulusi mata kuliah Ilumu Hijauan dan Tata Laksana Ladang (PET 2315) Pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh :
Nama :
HASRIN
Nim :
60700112017
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biokimia dengan
judul percobaan “Ilmu Hijauan Pakan
dan Tata Laksana Ladang” disusun oleh:
Nama :
HASRIN
NIM :
60700112017
Kelompok : II (Dua)
Jurusan :
Ilmu Peternakan
telah
diperiksa dan disahkan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.
Samata, Desember 2013
Koordinator
Asisten
( Wahyudir Kadir S.pt) ( Wahyudir Kadir S.pt)
Nim : Nim :
Mengetahui
Dosen Penanggun jawab Matakuliah
(Dr. Ir. ABD.
LATIEF FATTAH, Ms)
Nip;
Tgl Pengasahan:......................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hijauan pakan ternak merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
dunia peternakan. Hijauan merupakan sumber pakan ternak yang utama dan sangat
besar peranannya bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) baik
untuk hidup pokok, pertumbuhan produksi (daging, susu) maupun untuk reproduksi.
Hijauan sebagai bagian-bagian tanaman yang dapat dimakan ternak secara langsung
atau tanaman yang dapat dipanen untuk diberikan pada ternak tanpa mengganggu
kesehatannya. Hijauan umumnya berasal dari famili rumput-rumputan (graminae) dan legum (leguminosae) dan sebagian kecil berupa browse yaitu daun-daun, batang dan
kuncup tanaman berkayu dan forb yaitu
tanaman herba berdaun lebar bukan legume. Terdapat pula istilah lain yang
berhubungan dengan hijauan pakan yaitu herbage
yaitu daun, batang, akar dan biji spesies tidak berkayu dan mast yaitu biji dari tanaman berkayu (Anonim1,
2013).
Kebutuhan hijauan akan
semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki.
Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama
produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan,
produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim
kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama
sekali (Sumarno, 1998).
Demi ketersediaan
hijauan pakan ternak yang tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya
hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau
penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian
kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung
pengembangan usaha ternak yang akan dilakukan (Anonim2, 2013).
Jenis hijauan beruparumput, legum dan tanaman
lain. Rumput merupakan tumbuhan monokotil,
mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap
pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas
dan rumpun membelit. Contoh rumput yaitu: Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Rumput
raja (Pennisetum purpupoides),
Rumput benggala (Panicum maximum)
dan Rumput meksiko (Euchlaena
mexicana) (Susetyo,
1980).
Pengembangan hijauan
pakan unggul melalui pemanfaatan limbah ternak dalam upaya mendukung
pengembangan ternak sapi yang ramah lingkungan, salah satu upaya yang dapat
dilakukan mengantisipasi rendahnya daya dukung lahan tersebut adalah dengan
pemanfaatan tegalan sebagai kebun hijauan pakan melalui improve pasture
(meningkatkan jumlah padang rumput) dengan menggunakan jenis hijauan unggul.
Dengan pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organic kompos (bokashi) dan
pupuk organik cair serta sebagai sumber energy (biogas) untuk bahan bakar
memasak dan pembangkit tenaga listrik, kita dapat menciptakan sistem
pengembangan ternak sapi yang ramah lingkungan dan juga memanfaatkan kotoran
ternak sebagai pupuk, sehingga dapat dikembangkan ternak sapi sekitar 10 ekor per
hektar (Anonim3, 2013).
Tumbuhan merupakan
ciptaan Allah swt yang sangat memiliki banyak manfaat seperti sebagai bahan pakan untuk semua
makhluk hidup dan berguna bagi tubuh makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah SWT (Q.S. An-am: 99) yang berbunyi:
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZÅØyz ßlÌøU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#utIB z`ÏBur È@÷¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puÏR#y ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷¨9$#ur tb$¨B9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4n<Î) ÿ¾ÍnÌyJrO !#sÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztur 4 ¨bÎ) Îû öNä3Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÒÒÈ
Terjemahnya:
Dan
dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. [Al-An'aam:99]
Pada ayat diatas telah
memberikan kita penjelasan bahwa
Tumbuh-tumbuhan itu merupakan kekuasaan Allah SWT yang memiliki berbagai
manfaat bagi seluruh makhluk hidup didunia yang dimana tumbuh-tumbuhan tumbuh
dengan air hujan yang diturunkan Allah SWT ke bumi sebagai bentuk
kekuasaan-Nya.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalahuntuk mengetahui bagian-bagian tanaman beserta
fungsinya, untuk mengetahui jenis-jenis legume, rumput, dan tanaman pakan
ternak, serta untuk mengetahui proses pengelolahan makanan ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Gambaran umum hijauan
Jenis hijauan di Indonesiarumput, legum dan tanaman lain. Rumput
merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun,
tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap
tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun membelit. Contoh rumput yaitu: Rumput
gajah (Pennisetum purpureum),
Rumput raja (Pennisetum purpupoides),
Rumput benggala (Panicum maximum)
dan Rumput meksiko (Euchlaena
mexicana) (Susetyo,
1980).
Legum (Leguminosa)
Leguminosa adalah tanaman dikotilledon (bijinya terdiri dari dua kotiledon atau
disebut juga berkeping dua). Contohnya yaitu: Glycine max, Arachis hypogea,
Vigna sinensis. Dau-daunan atau
tanaman lain. Daun-daunan yaitu tanaman yang memiliki buah yang buahnya juga
bisa dikonsumsi oleh manusia, contohnya: daun mangga, daun nangka, dll (Soegiri,1982).
Kuantitas rumput lebih tinggi dibandingkan legum,
namun ketersediaan rumput juga
bergantung pada musim. Pada musim hujan,
hijauan tersedia cukup melimpah dan menurun jika musim kemarau. Tingkat
kesuburan tanah, rendah: legum (kg hijauan segar per 100m2/tahun)
yaitu 100 – 200 sedangkan rumput 200 – 400 (kg hijauan segar per 100m2/tahun).
Tingkat kesuburan tanah, sedang : Legum 200 – 300 sedangkan pada rerumputan 400
– 1000 (kg hijauan segar per 100m2/tahun).
Tingkat kesuburan tanah, tinggi: pada
legume 300 – 600 sedangkan rerumputan 1000 – 2000 (kg hijauan segar per 100m2/
tahun) (Sutopo, 1985).
Dilihat dari kualitas, rumput sebagai pakan ternak
umumnya mengandung serat yang tinggi danprotein yang rendah.Rerumputan
mengandung biomassa yang lebih banyak daripada legum. Kualitas legum, legum
merupakan sumber gizi dan sebagai persediaan pada musim kemarau saat rumput
sulit didapat. Legum memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis
legum umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose
memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak
serta melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya
penanaman campuran merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi
bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah, tanaman leguminosa
meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan
sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan.
Hal ini disebabkan karena dalam leguminosa
terdapat zat anti nutrisi seperti mimosin, anti tripsin, dan juga mempunyai
banyak bulu sehingga palatabilitasnya rendah (Susetyo, 1980).
B.
Jenis hijauan serta manfaatnya
Hijauan dapat
berupa rerumputan, legum dan sebagian kecilberupa browse
yaitu daun-daun, batang dan kuncup tanaman berkayu dan forb yaitu tanaman herba berdaun lebar bukan legume. Terdapat pula
istilah lain yang berhubungan dengan hijauan pakan yaitu herbage yaitu daun, batang, akar dan biji spesies tidak berkayu dan
mast yaitu biji dari tanaman berkayu
(Anonim1,
2013).
Hijauan makanan ternak terdiri atas jenis
rumput-rumputan (gramineae), perdu
atau semak (herba), dan pepohonan.
Spesies hijauan yang memiliki potensi tinggi sebagai hijauan makanan ternak,
antara lain: rumput-rumputan, perdu/semak dan legum pohon (Dziyaudin, 2012).
Rumput tergolong dalam Famili Gramineae yaitu
tanaman monokotiledon (bijinya terdiri atas satu kotiledon atau disebut juga
berkeping satu). Struktur rumput relatif sederhana, terdiri dari akar yang
bagian atasnya silindris dan langsung berhubungan dengan batang. Batangnya
berbuku, helai daunnya keluar dari pelepah daun (sheath) pada buku
batang. Malai rumput terdiri atas beberapa bunga yang nantinya menghasilkan
biji. Hampir semua rumput adalah tanaman herba (tidak berkayu) sedangkan
ukuran, bentuk dan pola tumbuhnya sangat beragam. Rumput-rumputan antara lain
rumput para (Brachiaria mutica), rumput
benggala (Panicum maximum),
rumput kolonjono (Panicum muticum),
dan rumput buffel (Cenchrus ciliaris)
(Anonim2, 2013).
Leguminosa adalah tanaman dikotilledon (bijinya
terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Famili tanaman
leguminosa terbagi atas tiga sub-famili yaitu Mimosaceae, Caesalpinaceae dan
Papilionaceae. Mimosaceae adalah tanaman perdu berkayu dengan bunga
biasa sedangkan Caesalpinaceae mempunyai bunga irregular. Adapun Papilionaceae
adalah tanaman semak berkayu dengan bunga papilionate atau berbentuk
seperti kupu. Antar jenis leguminosa terdapat perbedaan morfologi. Umumnya,
sistem perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai
cabang-cabang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh jauh
kedalam tanah. Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh bakteri dari
species Rhizobium sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Antara
bakteri dan tanaman leguminosa terjadi simbiose mutualistik. Untuk
pertumbuhannya, bakteri menggunakan Nitrogen yang diserap dari udara dan
kemudian populasi bakteri yang mati menjadi sumber Nitrogen untuk pertumbuhan
tanaman leguminosa. Legum pohon terdiri atas sengon laut (Albazzia falcataria), lamtoro (Leucaena
leucocephala), kaliandra (Calliandra
calothyrsus) dan turi (Sesbania
grandiflora) (Reksohadiprojo, 1984).
Pepohonan adalah tumbuhan yang mempunyai batang dan
cabang terbentuk dari berkayu.Pohon
memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Untuk membedakan
pohon dari semak dapat dilihat dari bentuk dan penampilan. Semak juga memiliki
batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak.Pepohonan terdiri atas beberapa jenis
pohon seperti mangga, nangka, daun ubi dsb. Perdu/semakterdiri atas beberapa
jenis legum seperti kacang gude (Cajanus
cajan), komak (Dolichos lablab),
dan perdu lainnya dari limbah tanaman pangan pertanian seperti jerami padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar dan daun ubi kayu (Anonim2,
2013).
C.
Tatalaksana Ladang
Pengembangan hijauan
pakan unggul melalui pemanfaatan limbah ternak dalam upaya mendukung
pengembangan ternak sapi yang ramah lingkungan, salah satu upaya yang dapat
dilakukan mengantisipasi rendahnya daya dukung lahan tersebut adalah dengan
pemanfaatan tegalan sebagai kebun hijauan pakan melalui improve pasture
(meningkatkan jumlah padang rumput) dengan menggunakan jenis hijauan unggul.
Dengan pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organic kompos (bokashi) dan
pupuk organik cair serta sebagai sumber energy (biogas) untuk bahan bakar
memasak dan pembangkit tenaga listrik, kita dapat menciptakan sistem
pengembangan ternak sapi yang ramah lingkungan dan juga memanfaatkan kotoran
ternak sebagai pupuk, sehingga dapat dikembangkan ternak sapi sekitar 10 ekor
per hektar (Anonim3, 2013).
Upaya mengatasi limbah ternak
yang selama ini dianggap mengganggu karena menjadi sumber pencemaran lingkungan
perlu ditangani dengan cara yang tepat sehingga dapat memberi manfaat lain
berupa keuntungan ekonomis dari penanganan tersebut. Penanganan limbah ini
diperlukan bukan saja karena tuntutan akan lingkungan yang nyaman tetapi juga
karena pengembangan peternakan mutlak memperhatikan kualitas lingkungan,
sehingga keberadaannya tidak menjadi masalah bagi masyarakat di sekitarnya
(Anonim3, 2013).
Untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan terhadap budi daya tanaman makanan ternak perlu perlakuan
pengelolaan yang baik dan cepat untuk mendapatkan pertumbuhan, produksi dan
mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan ini mulai dari pemilihan lokasi,
pemilihan bibit sebagai bahan penanaman dan pengolahan tanah dan penanaman. Dalam
menentukan tempat atau lokasi yang hendak dipakai sebagai area penanaman
hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor kesuburan tanah dan iklim, topografi yang berkenaan
dengan pemupukan, komunikasi serta sumber air.Pemilihan bibit dan bahan
penanaman, pemilihan bibit sekiranya sesuai dengan lingkungan setempat, mudah
dikembangkan dan dikelola dan kemungkinan bisa memberikan produksi yang lebih
tinggi. Sedangkan bahan penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit ialah
biji, pols dan stek (Edo, 2012).
Maksud pengolahan tanah
yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimal bagi suatu tamanan dan
umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau. Sedangkan tahap-tahap pengolahan
tanah yang baik meliputi land-clearing(membersihkan
areal), pembajakan dan penggaruan.Penanaman dimulai pada awal musim penghujan,
segera setelah tanah itu selesai diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam
dengan syarat produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya
cukup baik, toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan
tanah dan iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup
tinggi (Reskohadiprodjo, 1984).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilakukannya praktikum ini adalah pada hari Kamis, 05 Desember 2013 pukul
08.00 Wita – selesai bertempat di Kebun Percobaan Gowa, Desa Pabbentengang,
Kacamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
B.
Metode Pengambilan Data
Adapun metode yang
digunakan dalam pengambilan data yaitu:
1.
Metode wawancara
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data atau
informasi dari informan dan atau responden yang sudah di tetapkan, di lakukan
dengan cara tanya jawab sepihak tetapi sistematis atas dasar tujuan penelitian
yanghendak di capai.
2. Metode
observasi
Observasi atau
pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung
para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung
suatu kegiatan yang sedang berjalan.
3. Metode
kuesioner
Kuesioner merupakan
daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari
sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan
pertanyaan.
Pengambilan data yang digunakan pada praktikum lapangan ini adalah
perpaduan dari ketiga metode diatas yaitu dengan secara langsung mengamati dan
mencatat pada objek yang dipelajari dan tanya jawab secara langsung pada dosen
pembimbing seta petugas petrnak.
C.
Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan
data yang didapatkan pada praktikum lapangan ini adalah:
1.
Jenis Hijauan
Jenis jenis hijauan yang dikembangkan dikebun percobaan
Gowa yaitu jenis (legum) desmanthus
virgathus, doesmanthus panambulanius, kelsaphole, codariocalys giroides,
macroptilium artopurparium (siratro), sentro, mauroptilium bractiatum,
stylosanthes guianensis, stylosanthes guianensis ciat, stylosa hamata, arachis pintai atp, arachis pintai cv. Amorolla, arachis pintai atf arachis sp cv. Maiwa, clitoria ternatea,
centrosema pulemeri, indogovera, salapogenium muconoides. Jenis (rumput), panicum maximun (benggala), panicum maximun / peoplegunio, panicum
inssfectum, paspalum antratum, brachiaria hybrid (mulato), setaria spachelata,
brachiaria brizantha, urocloa pullulans, brachiaria humidocola, brachiaria decumbes , digitaria
milanjiana (stichlan), digitaria milanjiana, trisacum andersni, pennisetum
antropurpurium (taiwan).
Pemilihan bibit dilakukan untuk memperoleh bibit jenis hijauan yang akan
ditanam cocok dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola serta
dapat memberikan produksi yang tinggi. Jenis rumput yang paling banyak dibudidayakan di Kebun Percobaan Gowaadalah rumput
gaja (Pennisetum
purpureum),
rumput Brachiaria,rumput benggala (Pannicum
Maximum), rumput setaria. Sedangkan legum yang dibudidayakan adalah kalopo
(Calopogonium muconoidens), sentro (Centrocema pubescens), dan stilo (Sty-losantesguyanensis), Siratro (Macroptilium Antropurpureum), Kembang
Telang ( Clitoria Ternatea), Turi (Sesbania Grandiflora), Lamtoro (Leuchaena
Leucocephala),dan Arachis
2. Pengolahan Pupuk Organik Cair
Terdapat dua
macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan. Pertama
adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang
telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa
berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik
cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat,
hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti
teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.
Kedua adalah pupuk
organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam
kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material
organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk
cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila
dibiarkan tidak mengendap.
3. Pengolahan Pupuk Organik Padat
Potong semua bahan yang berkuran besar dengan ukuran potongan kurang
lebih 15 cm. Jika memiliki mesin pemotong, akan mempercepat pekerjaan. Campur
semua bahan hingga merata. Campurkan mikroba dekomposer dengan molase atau gula
pasir, kemudian larutkan dalam 50-100 liter air. Siramkan larutan mikroba
tersebut pada campuran bahan yang sudah disiapkan hingga merata. Kemudian bahan
organik yang sudah disiapkan digelar diatas lantai ubin atau tanah kering yang
beratap. Tinggi gundukan bahan organik sebaiknya tidak lebih dari 35 cm,
kemudian gundukan ditutup menggunakan karung goni atau terpal. Pertahankan suhu
selama proses fermentasi stabil pada angka 500C. Pengecekan suhu dilakukan setiap hari. Jika
terlalu tinggi, bukalah karung goni tersebut kemudian gundukan diaduk. Jika
suhu terlalu tinggi, maka proses pengomposan tidak akan berhasil dan
mengakibatkan bahan organik rusak atau membusuk. Setelah 10-15 hari, pupuk
organik padat telah jadi dan siap digunakan.
4.
Sitem Pengolahan Pakan
Sistem
pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan diberikan ini terlebih
dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat
diberikan pada bak-bak penampungan pakan.
5.
Sistem perkandangan
Manajemen perkandangan
dengan sistem feedlot yaitu sistem
dengan ternak dikandangkan dan pakan diberikan dalam kandang tersebut.
6.
Sistem Pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan
ternak pada perusahaan ini menerapkan
sebagian besar adalah extensif rearing
sistem, dimana ternak-ternak tersebut dilepas (koloni) di dalam paddock sepanjang tahun, akan tetapi ada
sebagian kelas sapi dipelihara secara
kandang individu (jantan muda, dan bull).
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Gambaran Umum Lokasi Kebun Percobaan Gowa
merupakan salah satu Balai Penelitian dan Pengkajian yang menginduk pada Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Kini Kebun Percobaan Gowa
menjadi pelaksana teknis dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Selatan dan berfungsi sebagai sentra pengembangan produksi ternak, lahan
koleksi hijauan makanan ternak dan sarana dalam melaksanakan kegiatan
penelitian dan pengkajian peternakan yang
berada di Desa Pabbentenggang, Kecamatan Bajeng, kabupaten Gowa. Kebun
Perconbaan Gowa berdiri sejak tahun 1982. Berlokasi di desaDesa
Pabbentenggang, Kecamatan Bajeng, kabupaten Gowa. Kebun
Percobaan Gowa ini merupakan tempat
koleksi lahan hijauan makanan ternak terlengkap di seluruh Indonesia.
Lahan peternakan seluas
961.702 m2, terdapat ternak sapidan kandang sapi, instalasi biogas,
tempat pemrosesan pupuk organic dan pakan ternak, lahan pertanian, irigasi,
cekdam, kebun bibit induk sayur-sayuran, kebun bibit induk buah-buahan, dan
koleksi hijauan makana ternak. Kebun Percobaan Gowa tentu menjadi tempat yang
sangat baik untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan hijauan makanan
ternak karena merupakan tempat terlengkap hijauan makanan ternak di seluruh
indonesia.
Profil Usaha Kebun Percobaan Gowa Saat ini Kebun Percobaan
Gowa telah memiliki lahan 961.702 m2sesuai dengan sertifikat no.
AA.123809 tanggal 5 April 1990. Kebun Percobaan Gowa selain koleksi hijauan
makanan ternak, penggemukan sapi, juga tempat pemrosesan pupuk organic yang
diolah dari hasil pembuangan ternak berupa urine dan feses. Hasil dari pengelolahan
tersebut kemudian di proses lagi menjadi biogas berupa gas metan dan pupuk organik yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat khususnya bagi para petani Selain itu, Kebun Percobaan Gowa juga
terdapat kebun yang diolah khusus untuk bibit induk sayur-sayuran dan
buah-buahan seperti tanaman tomat, Lombok dsb.
Kebun Percobaan Gowa ini
mentargetkan peningkatan dalam hal Infrastrukturnya, dengan penambahan tersebut
diharapkan bisa menambah koleksi lagi seperti kebun hortikultura, kebun
palawija, kebun jagung dan serealia, serta tempat untuk tanaman khusus atau
tanaman langka yang ada di Indonesia. Kebun Percobaan Gowa ini juga menggenjot
produksi sapi karena populasi sapi lokal masih belum mencukupi kebutuhan
konsumsi. Dimana pemerintah telah menurunkan kuota impor sapi bakalan dan
daging sapi beku tahun ini, ini merupakan peluang pasar tersendiri dan
mengurangi ketergantungan impor sapi.
Kebun Percobaan Gowa
adalah tempat yang juga bisnis perdagangan insektisida,
herbisida, fumigasi atau peptisida,
pupuk organik. Selain Kebun Percobaan Gowa mempunyai tugas pokok untuk
memberdayakan lahan, melakukan budidaya sapi potong, dan melekukan budidaya
hijauan makanan ternak, Kebun Percobaan Gowa juga berencana meningkatkan
kawasan peternakannya khususnya jenis sapi potong seperti pada visi
pengembangan pertanian yaitu terwujudnya pertanian yang tangguh untuk
meningkatkan ketahanan pangan nasional, peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan
Secara administrasi
Desa Pabbentengang terletak di wilayah timur Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa,
yang merupakan salah satu Desa dari 10 Desa dan 4 Kelurahan dan Wilayah Desa
Pabbentengangsecara administrasi dibatasi oleh wilayah Kabupaten dan Kecamatan
serta Desa tetangga.
a. Demografi/
batas Desa
1)
Sebelah Utara : Berbatasan
dengan Desa
Paraikatte
dan Desa Bontoramba
Kecamatan
Palangga
2)
Sebelah Selatan : Berbatasan
dengan DesaLassang,
Kabupaten
Takalar
3)
Sebelah Barat : Berbatasan
dengan Desa Maccinibaji
4)
Sebelah Timur : Berbatasan
dengan Desa Towota,
Kabupaten
Takalar
b. Jarak
dari pusat administrasi
1)
Jarak dari ibu kota
Kecamatan 7 km
2)
Jarak dari ibu kota
Kabupaten 20 km
3)
Jarak dari ibu kota
Provinsi 25
km
c. Topografi
Keadaan topografi Desa Pabbentengang merupakan
daerah daratan di ketinggian antara 300-500 dpi (di atas permukaan laut).
1. Struktur
dari BPTPGowa, Sul-Sel
Struktur Organisasi BPTP Sulawesi Selatan saat ini
berdasarkan surat keputusan Menteri pertanian terdiri dari kepala, Sub Bagian
tata usaha dan seksi pelayanan teknik, serta kelompok jabatan fungsional
peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa dan fungsional lainnya telah dibentuk
kelompok fungsional (kelsi)
Kelompok Fungsional
|
Sie. Pelayanan Teknik
|
Sub. Bagian tata Usaha
|
KEPALA BALAI
|
3.
Luas dan penggunaan
lahan dari BPTP
Luas areal kebun
percobaan Gowa adalah 961.702 M2.Sesuai dengan sertifikat No.AA.
123809 tanggal 05 april 1990. Sarana dan prasana yang dimiliki kebun percobaan
Gowa meliputi tanah, gedung kantor, laboratorium, perpustakaan, green house,
kandang sapi, bengkel peralatan, rumah dinas, ternak sapi, traktor, sepeda
motor dan kendaraan roda empat.
B.
Pembahasaan
1. Jenis Hijauan di BPTP Gowa
a. Rumput
(Gramineae)
Family graminae didunia diperkirakan mempunyai
kurang lebih 10.000 spesies. Jenis family ini lebih dikenal dengan nama
rumput-rumputan atau graminae. Perbedaan antara genera rumput terutama terletak
pada susunan bentuk dan modifikasi sisik yang berbentuk seperti daun kecil yang
membungkus bunga, sedangkan spesies-spesies pada umumnya dibedakan bedasarkan
umur pertumbuhan.
Rumput
merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun,
tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap
tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun membelit.
Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua
yaitu rumput potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok
rumput potongan adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas
yang tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan seerta responsif
terhadap pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum, Pannicum maximum, euchlaena mexicana, Setaria
sphacelata, Pannicum coloratum dan Sudan grass (AAK,
1983).
Rumput gembala
merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri antara lain: tumbuh pendek atau
menjalar dengan stolon, tahan terhadap renggutan atau injakan, memiliki
perakaran yang kuat dan tahan kekeringan. Termasuk kelompok ini antara lain : Brachiaria brizhantha, Brachiaria
ruziziensis, Brachiaria mutica, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Choris
gayana, African star grass (Cynodon plectostachyrus) (AAK, 1983).
b. Legum (Leguminosae)
Legum yaitu
tanaman kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu. Hijauan pakan
jenis leguminosa (polong-polongan)
memiliki sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya
akan protein, Ca dan P. Leguminosa
memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplaian nitrogen, dimana
di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang
biak serta melakukan kegiatan fiksasi
nitrogen bebas dari udara, itulah sebabnya penanaman campuran merupakan
sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping
memperbaiki kesuburan tanah. Contohnya: Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Siratro (Macroptilium antropurpureum), Gamal (Gliricidia sepium), Lamtoro (Leucaena
glauca), Banhinia (Rufescens lam)
dan Turi (Sesbania Grapndivora)
(Sarwono, 2003).
2.
Breeding
a.
Ternak
Proses breeding ternak pada perusahaan ini melalui usaha pengadaan sapi
dengan adanya kelahiran ternak berdasarkan pengelompokan perkawinan maupun
pengadaan sapi melalui usaha pembelian dari luar perusahaan.Pengadaan sapi
melalui pengelompokan perkawinan dapat dilakukan dengan mengusahakan kelahiran
ternak dari induk-induk ternak yang sudah diseleksi untuk dijadikan sebagai
induk sapi yang berpeluang besar melahirkan anak sesuai yang diharapkan. Dari
ternak yang susah diseleksi tersebut, kemudian dilepaskan ke lokasi
pengembalaan dengan menggunakan dua sistem pengelompokan perkawinan yaitu
kelompok perkawinan bila special breed, dari hasil perkawinan ini
menghasilkan bibit unggul yang diberi nama Bila Special Breed atau lebih
dikenal dengan istilah “Bis Breed”. Teknologi pembibitan sapi yang
diterapkan cukup maju antara lain teknologi IB (Inseminasi Buatan), sperma sexing dan
embrio transfer dibawah supervisi UNHAS dan LIPI. PT. BULI
juga memiliki holding ground sapi Bali berkapasitas 700
ekor.
Kelompok perkawinan komersil, kelompok ini dikatakan kelompok perkawinan
special karena dari hasil perkawinan sapi yang pertumbuhannya cepat dengan
kualitas daging yang tinggi, pada kelompok perkawinan ini dipilih sapi jenis:
bali dara (peranakan onggole) dikawinkan dengan pejatan bali gundul (tidak
bertanduk), induk onggole (SO, PO) dikawinkan dengan sapi pejantan onggole (SO)
dan induk BX dikawinkan dengan onggole (SO). Jenis sapi yang dihasilkan dari
kelompok perkawinan ini diberi nama“Komersil Bila Cross” atau yang lebih
dikenal dengan istilah “Kalbi Cross”.
Agar persediaan ternak sapi potong tetap stabil, maka pihak perusahaan
juga mengusahakan pengadaan sapi melalui usaha pembelian dari luar
perusahaan. Pembelian sapi yang dilakukan perusahaan selama ini pada umumnya
berasal dari petani dan perusahaan-perusahaan lain disekitar lokasi
b.
Hijauan
Proses breeding hijauan pada perusaan ini melalui stek dan rade/ anakan.
Pada perusahaan ini dikembangbiakan sekitar 4-5 jenis hijauan diantaranya
rumput gajah (Pennisetum Purpureum), rumput gajah Taiwan (Pennisetum
Purpureum),, rumput benggala (Panicum maximum), Sentro (Centrosema
pubescens) dan Sorgum (Sorghum vulgare).
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji dan pols.Panen
pertama kurang lebih 60-80 hari atau 3 bulan sekali setelah tanam sedangkan
panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60 hari pada
musim kemarau.Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan,
kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih.Bahan
tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku
masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Jarak
antar satu pohon ke pohon lain antara 70×70 cm atau 70×100 cm. Waktu penanaman
yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen dengan sistem potong
kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap
dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik.
3.
Feeding
Feeding merupakan pemberian pakan
untuk ternak dimana pemberian pakan (feeding) untuk ternak dilakukan
dengan adlibitum setiap hari, baik itu pakan hijauan maupun konsentrat dengan
presentase 70% konsentrat dan 30% hijauan.Jenis hijauan yang biasa diberikan
yaitu rumput dan legume, pada perusahaan ini rumput yang paling banyak
dikembangkan adalah rumput gajah dan legum yang dikembangbiakkan adalah sentro
(Centrosema pubescens).Pakan hijauan yang diberikan meliputi rumput gajah, rumput
alam maupun jerami padi, yang diberikan pada pagi dan sore hari, setelah pakan
konsentratnya diberikan.Karena
letak kebun rumput yang agak jauh diberi lokasi kandang penggemukan maka untuk
mengangkut rumput tersebut digunakan 2 unit traktor gandengan.
Pakan hijauan diberikan ini
terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper).Pencincangan
ini dimaksudkan untuk mempermudah perenggutan sekaligus mengurangi hijauan yang
terbuang saat perenggutan, sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak
penampungan pakan.
Adapun pemberian air pada sistem feedlot
dilakukan setiap hari pada saat sanitasi kandang yaitu pagi hari dan penambahan
kembali pada sore hari untuk kebutuhan ternak pada malam hari.
4.
Manajemen Pengolahan
a.
Manajemen Perkandangan
Manajemen perkandangan dengan sistem feedlot yaitu sistem dengan
ternak dikandangkan dan pakan diberikan dalam kandang tersebut. Pada unit
penggemukan BPTP memiliki 8 unit kandang penggemukan yang masing-masing
dinamakan kandang A, B, C, D, F, G, H. masing-masing kadang dibagi menjadi 10
petak. Setiap petak kandang yang luasnya 24 m2 (4m x 6m) dapat
menampung 20 ekor sapi muda atau 10 ekor sapi dewasa.
Sapi-sapi yang digemukkan pada unit BPTP terdiri dari dua fase yaitu
fase starter dan fase growser.Sapi yang tergolong pada fase strarter
yaitu sapi dengan berat 100 – 175 kg, sedangkan sapi yang tergolong sapi
growser yaitu sapi dengan berat 176 – 250 kg.
Pembersihan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan lantai kandang,
tempat makanan dan bak air minum dari sisa-sisa makanan, karena hal tersebut
dapat menyebabkan terkontaminasinya makanan dengan bakteri atau kuman yang
dapat membawa bibit penyakit. Pembersihan lantai kandang dari kotoran ternak
dilakukan dengan cara menyiramkan air kemudian didorong ke saluran pembuangan
yang ada di dalam kandang untuk kemudian diteruskan oleh aliran air ke tempat
pembuangan yang ada dibelakang kandang.
b.
Manajemen Pemeliharaan Ternak
Manajemen pemeliharaan ternak pada perusahaan ini menerapkan sebagian besar adalah extensif rearing sistem, dimana
ternak-ternak tersebut dilepas di dalam paddock sepanjang tahun, akan
tetapi ada sebagian kelas sapi dipelihara secara intensif (sapihan, jantan
muda, dan bull). Sistem ini bertujuan untuk mempercepat perbaikan kondisi tubuh
induk sapi.
Masalah kesehatan sapi yang digemukkan juga merupakan masalah yang
sangat diperhatikan oleh manajemen perusahaan.Hal ini disebabkan karena
kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha
penggemukan. Ternak sapi yang kesehatannya terganggu akan menyebabkan
menurunnya kemampuan ternak tersebut mengkonsumsi pakan, sehingga proses
penggemukan sapi akan terhambat.
Sapi-sapi di perusahaan senantiasa dijaga kesehatannya dengan
memperhatikan higien sapi, lingkungan serta tindakan pencegahan penyakit
berupa pemberian obat cacing melalui mulut, mandi obat (dipping),
injeksi vitamin B kompleks dan injeksi teerramcyn.
Untuk mengantisipasi terjadinya masalah jika ternak sakit tidak
diketahui oleh pekerja, maka dilakukan pengontrolan rutin. Pengontrolan terhadap kondisi ternak yang ada dalam
kandang dilakukan setiap hari yaitu pada saat pemberian pakan dan setelah
pemberian pakan.
c.
Manajemen Hijauan Makanan Ternak
Manajemen hijauan makanan ternak dengan pengembang-biakan menggunakan
anakan dan stek. Pengadaan
pakan hijauan untuk kebutuhan unit penggemukan pada perusahaan ini tidak
merupakan kendala, karena perusahaan juga mengelola unit pasture. Sebagian
besar lahan pasture ditanami rumput gajah sebagai sumber pakan hijauan dan
untuk mencukupi kebutuhan pakan, juga ditanami jenis rumput alam yang
dikombinasikan dengan legum yang dapat dijadikan pakan ternak.
Penyediaan pakan hijauan untuk ternak yang
digemukkan dengan sistem feedlot pada perusahaan dilakukan setiap hari.
Karena letak kebun rumput yang agak jauh diberi lokasi kandang penggemukan maka
untuk mengangkut rumput tersebut digunakan 2 unit traktor gandengan. Rumput
yang telah dipotong diangkut ke lokasi penggemukan untuk kemudian dicincang
dengan menggunakan mesin pemotong rumput sebelum diberikan kepada ternak.
Pada usaha penggemukan sapi, ketersediaan
pakan hijauan yang melimpah belum dapat menjamin keberhasilan usaha
penggemukan. Hal ini disebabkan karena pakan hijauan tidak dapat mensuplai
seluruh zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Oleh karena itu, ternak
yang dipelihara untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau
pakan penguat. Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan
penguat juga memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hijauan.
d.
Manajemen Pengolahan Pakan Ternak
Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak yaitu pakan hijauan
diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang
rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak
penampungan pakan.Ternak yang dipelihara
untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat.
Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga
memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
hijauan, atas dasar inilah sehingga penggunaan pakan penguat (konsentrat)
pada perusahaan ini mendapat perhatian yang cukup besar oleh pihak manajemen.
Adapun jenis bahan pakan non-hijauan yang
biasa digunakan sebagai pakan konsentrat pada PT. Berdikari United Livestock
yaitu dedak padi, pollard, kapur, urea, garam, vetamax, dan tetes. Pengadaan
pakan konsentrat dilakukan dengan cara membeli langsung pada tempat produksi
pakan jenis non-hijauan.
Dedak padi sebagai bahan pakan yang paling
banyak digunakan dalam konsentrat diperoleh dari daerah-daerah di Sulawesi
Selatan, tetapi terbanyak diperoleh dari daerah Bulukumba. Pembelian
bahan pakan konsentrat dilakukan secara berkala (perbulan) dengan tetap
memperhatikan ketersediaan dan harga bahan pakan melimpah, pembelian terus
dilakukan karena harga pada saat-saat seperti itu relatif murah.Dan untuk
menjaga kualitas bahan pakan agar tidak mengalami penurunan selama masa
penyimpanan, perusahaan menyediakan unit Feed Mill sebagai tempat bahan
pakan yang sekaligus berfungsi sebagai termpat pengelolaan bahan pakan
tersebut.
Sebelum diberikan kepada ternak, bahan pakan tersebut perlu diolah
terlebih dahulu.Sistem pengolahan yang dilakukan adalah dengan mencampur
beberapa jenis bahan pakan non hijauan untuk menghasilkan konsentrat.Sejumlah
bahan pakan yang telah disiapkan sebelumnya dicampur sedikit demi sedikit
sampai tercampur seluruhnya menjadi campuran yang homogen.Jumlah bahan pakan
yang dicampur sejumlah 3 ton untuk masing-masing fase.
e.
Pengolahan Limbah Padat dan
cair
Pada pengolahan limbah padat dan cair dilakukan dengan memisahkan antara
kotoran dan air kencing (urine) kemudian limbah kotoran sapi (feces) yang sudah
dipisahkan di salurkan ke dalam suatu tempat dan di keringkan.
Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa dari beberapa macam pengambilan data tersebut memiliki
hasil yang bebeda-beda dan
mempunyai peranan penting dalam hijauan pakan dan tata laksana ladang. Praktek ini merupakan praktek yang paling umum
untuk mengetahu jenis-jenis hijaun ternak dan tata laksana ladang.
f.
Pembuatan Biogas
Pembuatan biogas dilakukan dengan menggunakan kotoran sapi (feces) yang
padat proses pembuatan biogas ini memerlukan waktu selama 3 hari karena kotoran
pada sapi harus di keringkan kemudian diolah selama beberapa hari dan melakukan
beberapa tahap pada pembuatannya yaitu mulai dari tahap pengeringan kotoran dan
pembuatan biogas. Praktek ini merupakan praktek yang paling umum untuk mengetahu
jenis-jenis hijaun ternak dan tata laksana ladang serta kegunaan dari hasil-hasil sisi metabolosme dari ternak.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Kebun
Percobaan Gowa menjadi pelaksana teknis dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan dan berfungsi sebagai sentra pengembangan produksi
ternak, lahan koleksi hijauan makanan ternak dan sarana dalam melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengkajian peternakan yang berada di Desa Pabbentenggang, Kecamatan
Bajeng, kabupaten Gowa Pada
pengelolahan sisa pembuangan ternak berupa urine dan feses yang digunakan di
Kebun Percobaan Gowa dengan cara pengelolahan menjadi biogas berupa gas metandan pembuatan pupuk organik. Sistem
pemeliharaan hijauan makanan ternak dengan proses pengelolahan hijauan makanan
ternak yang diterapkan berupa silase atau konsentrat.
B.
Saran
Adapun
saran dari praktikum ini yaitu diharapkan pada saat di lokasi praktek, materi
yang di berikan lebih mengkhusus tentang materi perkuliahan yang dipraktekkan
yaitu ilmu hijauan makanan ternak dan tatalaksana ladang.
A. Secara
garis besar, pencernaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
B. a.
Pencernaan Mekanik
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. “Pemeliharaan Ternak”. 2013. http: //www .mau cerdas. Com /point /?q=no de/9. Diakses pada tanggal 8
Desember 2013.
Anonim2. “Pentingnya Hijauan Pakan”. 2013.http:
//www.c dysb.o rg/ pentingnya-hujauan-makanan-ternak/. Diakses pada tanggal 8
Desember 2013.
Anonim3.“Hijauan
Pakan Ternak”. 2010. http :// indoagrow .wordpress .com / 2013/02/10/hijauan-pakan-ternak/. Diakses 8 Desember 2013.
Anonim4.“Penggemukan Sapi Potong”.
2013.
http://Sapi2010.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Dedi. Budidaya Hijauan Makanan Ternak. http://budidaya-hijauan-makanan-ternak-hmt-6918.htm.Diakses pada tanggal 8 Desember
2013.
Dziyaudin, M.Geographical Information System
Application to See Forage Requirement and Land Use at Ranch Business
Area’s Dairy Cattle of Bogor’s Regency. Bogor
Agricultural University. 2012
Edo. Hijauan
Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog.
2012. Diakses pada tanggal 24 Desember 2012.
Feri. Hijauan pakan ternak. 2012. http://feridewefppundip2012.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Ilham,
N. “Prospek Pasar dan Sistem Tataniaga
Ternak”. (2000). http:/ /209. . 175.104/search?q=cache:9kEHGR.Diakses pada tanggal 8
Desember 2013.
Prabowo, A. “Budidaya Penggemukan Sapi Potong dengan Nutrisi Organik”.
(2007)http://kab.merauke.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=9.
Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Reksohadiprojo, S. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik.
Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta. 1984.
Soegiri, Ilyas, H. S., Damayanti. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan
Ternak Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Direktorat
Jendral Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta. 1982.
Susetyo, S. Padang Penggembalaan. Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas
Peternakan IPB, Bogor. 1980.
Sumarno, B. Penuntun
Hijauan Makanan Ternak. Jawa Tengah: Inspektorat/Dinas Peternakan Jawa
Tengah. 1998.
Sutopo,
L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali, JakartaLubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan
Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.
.
C. mikroba.
Contohnya adalah proteinsetelah mengalami fermentasi berubah menjadi ammonia.
D.
E.
F.
G. c.
H.
I. Pencernaan
hidrolitik merupakan pencernaan untuk menguraikan senyawa yang lebih
kompleksmenjadi senyawa yang lebih sederhana. Pencernaan ini umumnya dibantu oleh
peran enzim. Contohnya adalah protein dirubah menjadi asam amino dan
lemak dirubah menjadi gliserol dan asam lemak.Pakan ternak ruminansia
khususnya hijauan mengandung serat kasar yang tinggi. Contohnya padarumput
gajah, kandungan ligninnya tinggi, akan tetapi mempunyai
kandungan selulosa dan hemiselulosa yangdapat dicerna oleh ternak sapi
menjadi energi. Hasil proses fermenta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar