Sabtu, 21 Juni 2014

pemuliaan mencit

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses dimana makhluk hidup berusaha memperbanyak keturunan agar dapat mempertahankan kehidupn dan generasinya mendatang. Proses reproduksi diperkirakan sudah sejak manusia hadir di dunia, tetapi perkembangan pengetahuan tentang reproduksi sangat lambat dibandingkan perkembangan pengetahuan mengenai alat-alat tubuh lainnya. Hal ini disebabkan karena unsure-unsur reproduksi memerlukan alat-alat yang rumit untuk dipelajari dan kejadian- kejadian reproduksi memerlukan waktu lama untuk diikuti[1].
Hormon adalah zat organik yang dihasilkan oleh sekelompok sel –sel dalam badan dan dirembeskan ke dalam sirkulasi darah dengan jumlah yang sangat kecil dan dapat merangsang sel – sel tertentu dalam badan untuk berfungsi. Hormon yang berfungsi mengatur proses reproduksi sanagt baru dibandingkan dengan penemuan zat organik lainnya yang mengatur proses fisiologi alat tubuh lain dalam tubuh[2].
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan merupakan mamalia kedua terbanyak setelah manusia. Penelitian terhadap mencit mengenai pertumbuhan dan  reproduksinya  jauh lebih mudah dibandingkan hewan lain. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya peraktikum ini. Pada praktikum ini kita mengamati bagaimana pola tingkah laku mencit dan sistem pemberian pakan dalam kesehariannya.
B.  Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara pemeliharaan pada mencit ?
2.      Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan mencit ?
3.      Bagaimana siklus reproduksi pada mencit ?
C.  Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengamati pola tingkah laku mencit serta proses pemeliharaannya.
Adapun kegunaan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang pola perilaku mencit serta proses pemeliharaanya.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum
Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang masuk dalam familia dari kelompok mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoology (Ilmu hewan), setelah melakukan penelitian dan pengamatan yang memakan waktu yang lama dan pemikiran yang berat sepakat untuk menggolongkan hewan ini ke dalam ordo rodensia (hewanpengerat), sub ordo Mymorpha, famili Muridae, dan sub famili Murinae[3].
Klasifikasi ilmiah pada mencit atau tikus putih yaitu[4]:
Kerajaan     : Animalia
Filum           : Chordata
Kelas           : Mammalia
Ordo           : Rodentia
Famili          : Muridae
Upafamili
     : Murinae
Genus          : Mus
Spesies        : Mus  musculus
Pada beberapa jenis ternak yang hidup didaerah berikilim subtropics, siklus birahi (astrus) hanya terjadi selama musim kawin dan peride bukan musim kawin ternak betina dalam keadaan enastrus (tidak birahi). Pada sejumlah mamalia, proses reproduksi terjadi selama satu periode terbatas dalam setahun, seperti pada sebagian besar hewan menyusui. Estrus adalah keadaan fisiologi hewan betina yang siap menerima perkawinan dengan jantan. Siklus birahi dibagi dua fase fasu luteal dan fase folikel Pada fase luteal dan fase folikel. Pada fase luteal dicirikan oleh aktifnya korpus luteum yang mensekresikan progesterone pada level yang tinggi sedangkan LH dan FSH rendah. Pada fase folikel diawali pada saat corpus luteum lisis, kadar progerteron menurun dan pertumbuhan folikel mulai aktif dan ,mensekresikan secara bertahap estrogen sesuai dengan perkembangan populasi folikel. Peningkatan estrogen akan menimbulkan terjadinya tingkah laku birahi dan control umpan balik positif terhadap hipotalamus dan hipofisia yang berdampak meningkatkan pulsaliti LH dan kadar FSH sampai terjadi evolusi[5].
Mencit yang telah dewasa dan siap dikawinkan mempunyai bobot jantan 28 gram, betina 20-25 gram. Kebuntingan antara 17-22 hari, rata-rata 21 hari Mencit termasuk hewan polioestrus, siklusnya berlangsung setiap 4-5 hari sekali, lamanya birahi antara 9-20 jam, estrus terjadi 20-40 jam setelah partus. Penyapihan dapat menginduksi estrus dalam 2-4 hari. Cara perkawinan mencit berdasarkan rasio jantan dan betina dibedakan atas monogamus, triogamus dan harem. Sistem Monogamus terdiri dari satu jantan dan satu betina, triogamus terdiri dari satu jantan dan dua betina dan harem satu jantan lebih dari tiga betina dalam satu kandang[6].
Pada mencit (mus musculus) menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak sekitar 5-10 lebih/ekor dalam satu melahirkan. Pada kelahiran ternak diawali dengan dengsan peningkatan yang drastis dalam sekresi/kortisol dari kortek adrenal dimana cortiso fetus bekerja untuk meningkatkan konfersi progesteron sehingga menghasilkan besarnya nisbah pada estrogen terhadap progesterone pada darah induk, sehingga pada saat melahirkan akan menghasilkan jumlah anak yang cukup banyak[7].
B.  Tinjauan Khusus
1.      Anatomi dan Fisiologi Mus musculus
Menurut[8] menyatakan bahwa anatomi dan fisiologi Mus musculus diantaranya sebagai berikut:
1.1.   Dewasa berat badan: 25 – 40 g (betina); 20-40 g (jantan)
1.2.   Life span: 1.5 – 3 tahun
1.3.   Pernapasan rate: 94-163 napas / menit
1.4.   Denyut jantung: 325-780 denyut / menit
1.5.   Dubur rata-rata suhu normal: 99,5 ° F
1.6.   Rumus gigi adalah 2 (I 1 / 1, M 3 / 3) = 16. Terbuka di gigi seri-berakar dan tumbuh terus menerus. Tikus akan menggigit atau “sejumput” dengan gigi seri tajam jika mishandled.
1.7.   Perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian distal kelenjar. Kedua bagian yang terlalu berbeda. Ini mirip dengan perut kuda.
1.8.   Paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari empat lobus.
1.9.   Tikus memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada, dan bagian leher.
1.10.    Sangat berkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein diekskresikan dalam urin.
1.11.    Tikus memiliki zona thermoneutral sempit mamalia apapun sejauh diukur. Sebuah mouse menanggapi penurunan suhu oleh nonshivering thermogenesis, dan dengan kenaikan temperatur lingkungan dengan mengurangi laju metabolik dan meningkatkan vascularization dari telinga. Nonshivering thermogenesis dapat menghasilkan peningkatan tiga kali lipat tingkat metabolisme dasar, dan untuk sebagian besar terjadi pada lemak cokelat. Konsentrasi tertinggi lemak cokelat ditemukan dalam jaringan subkutan antara scapulae. Brown lemak juga disebut kelenjar berhibernasi, walaupun mouse tidak hibernate.
1.12.    Breedding harus diubah dua kali seminggu. Tanah tongkol jagung yang paling penyerap.
2.        Reproduksi Mus musculus
Breeding awal adalah sekitar 50 hari usia di kedua perempuan dan laki-laki, meskipun mungkin betina estrus tama mereka pada 25-40 hari. Tikus polyestrous dan berkembang biak sepanjang tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus. Perkawinan biasanya terjadi pd malam hari dan dapat dikonfirmasi oleh kehadiran sebuah plug sanggama di vagina hingga 24 jam pasca-sanggama. Kehadiran sperma pada vagina smear juga merupakan indikator yang dapat diandalkan kawin[9].
Betina tikus ditempatkan bersama-sama cenderung masuk ke anestrus dan tidak siklus. Jika terkena laki-laki tikus atau feromon seorang laki-laki tikus, sebagian besar perempuan akan masuk ke estrus dalam waktu sekitar 72 jam. Ini sinkronisasi dari siklus estrus dikenal sebagai efek Whitten. Pemaparan yang baru-baru ini dibesarkan mouse ke feromon laki-laki yang aneh tikus dapat mencegah implantasi (atau pseudopregnancy), sebuah fenomena yang dikenal sebagai efek Bruce[10].
Rata-rata periode kehamilan adalah 20 hari. Sebuah subur estrus postpartum terjadi 14-24 jam setelah kelahiran, dan simultan laktasi dan memperpanjang usia kehamilan usia kehamilan 3-10 hari karena implantasi tertunda. Sampah rata-rata ukuran 10-12 selama produksi optimal, tetapi sangat tergantung ketegangan[11].
Sebagai aturan umum, bawaan tikus cenderung memiliki masa kehamilan lebih lama dan lebih kecil daripada outbred tandu dan hibrida tikus. Muda disebut anak-anak anjing dan berat 0,5-1,5 gram saat lahir, yang gundul, dan menutup kelopak mata dan telinga. Kanibalisme jarang terjadi, tetapi perempuan tidak boleh diganggu selama proses kelahiran dan untuk minimal 2 hari setelah melahirkan. Pups yang disapih pada usia 3 minggu; penyapihan berat 10-12 gram. Jika estrus postpartum tidak dimanfaatkan, resume perempuan bersepeda 2-5 hari postweaning.
Bayi tikus jantan yang baru lahir dibedakan dari betina dengan mencatat jarak yang lebih besar dan lebih besar anogenital genial papila pada pria. Hal ini paling baik dilakukan dengan mengangkat sampah ekor dan membandingkan pasangan perineums. Pseudopregnancy durasi 1-3 minggu steril dapat mengikuti perkawinan, tetapi jarang diperhatikan.
3.      Sistem Perkandangan
Menurut[12] menyatakan bahwa kandang memiliki 3 tipe yaitu kandang pembesaran, kandang menyusui dan kandang kawin:
3.1.1.      Kandang pembesaran berguna bagi anakkan yang akan dibesarkan. Biasanya kandang pembesaran berisi anak tikus putih yang berumur 21 hari (baru disapih) hingga 50+100 hari.
Kandang pembesaran dapat dibuat dengan kayu papan dan menngunakan alas dari triplek, dengan ukuran 2 x 1 meter.
Pada bagian alas ditambahkan sekam agar tidak becek. Pengganti sekam dapat mempergunakan serutan kayu (penekanan biaya).
3.1.2.      Kandang menyusui berguna bagi tikus yang sedang menyusui, berisikan 1 ekor tikus dengan anak yang biasanya memiliki rasio 5-10 ekor. Gambaran kandang tikus putih sedang menyusui
Kandang menyusui dapat dibuat dengan kayu papan dan menngunakan alas dari triplek, dengan ukuran 2 x 1 meter. Serta diberi sekat dengan ukuran setiap ruas kandang 30 x 10 cm. sekat dapat dibuat dengan triplek yang telah diberi kawat/seng. Bisa juga menggunakan seng yang telah diratakan bagian tepinya. Ini bertujuan agar sekat tidak di hancurkan oleh tikus (induk). Pada bagian alas ditambahkan sekam agar tidak becek, faktor kebersihan juga perlu diperhatikan. Pengganti sekam dapat mempergunakan serutan kayu (penekanan biaya).
3.1.3.     Kandang Kawin berguna untuk tempat perkawinan tikus putih. untuk mendapatkan hasil yang maksimal kandang berisi 1 pejantan dan 3 – 5 tikus betina. Ukuran kandang kawin ini 100 X 30 cm. sama seperti kandang yang lain pemberian sekam, tempat pakan serta air minum disediakan. Untuk Konsumsi pakan per hari 5 gr/100 gr bb merupakan standar gizi. Namun itu bisa berubah tergantung dari kebiasaan.
Untuk konsumsi air minum tikus putih membutuhkan 8-11 ml/100 gr bb. Agar kebutuhan pakan dan minum tikus putih tidak terganggu dapat diberikan/dibuatkan tempat yang sederhana. Masa kebuntingan
Masa kebuntingan tikus putih ± 21 hari, untuk masa kebuntingan kecil sulit dilihat. Ketika umur kebuntingan telah tua maka pindahkan induk yang akan melahirkan kedalam kandang menyusui. Induk tikus akan berada di kandang menyusui hingga
melahirkan.
Induk akan tetap berada dalam kandang menusui selama 18 – 21 hari
hingga anak tikus dapat disapih. Masa menyusui
Induk yang sedang menyusui dapat diberi pakan yang dapat memperlancar serta memiliki banyak kandungan vitamin.
4.        Sistem Pemberian Pakan.
Ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan untuk kebutuhan 24 jam. Pakan seimbang adalah porsi makanan yang mengandung zat makanan yang  cukup untuk hidup pokok, pertumbuhann dan reproduksi[13].
Aktivitas reproduksi membutuhkan energi yang lebih banyak dan diikuti dengan  peningkatan kebutuhan pakan suatu hewan, begitu pula sebaliknya ketersediaan  pakan dapat mempengaruhi proses reproduksi[14].
Menurut[15] berpendapat  bahwa malnutrisi juga berpengaruh pada induk sebab makanan untuk fetus  didapatkan dari induk. Jika induk kekurangan nutrisi untuk calon anak, maka nutrisi  itu akan dirombak dari tubuh induk, karena fetus merupakan prioritas utama untuk  penyaluran zat-zat makanan. Apabila hal tersebut terus terjadi maka kebutuhan  nutrisi calon anak pun menjadi tidak tercukupi dan dapat mengganggu perkembangan fetus.
Menurut[16], menyatakan bahwa seekor mencit dewasa dapat mengkonsumsi pakan 15 g/100 g bobot badan/hari, sedangkan mencit membutuhkan  pakan berkadar protein diatas 14%. Mencit bunting atau sedang menyusui akan  makan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan gizi fetus dan kebutuhan dirinya  sendiri. Konsumsi dapat meningkat dengan semakin meningkatnya berat badan,  karena pada umumnya kapasitas saluran pencernaan akan meningkat pula, sehingga  mampu menampung pakan dalam jumlah yang lebih banyak.   Komposisi zat-zat makanan dalam ransum yang diperlukan untuk memenuhi  kebutuhan mencit adalah protein kasar 20-25%, kadar lemak 10-12%, kadar pati 44- 55%, kadar serat kasar maksimal 4% dan kadar abu 5-6% (Smith dan  Mangkoewidjojo, 1988). Faktor lainnya yang juga sangat penting bagi mencit yaitu  air minum. Air minum yang diberikan untuk mencit harus bersih dan selalu tersedia  setiap saat ( ad libitum ) karena mencit mudah sekali kehilangan air dari tubuhnya.  Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor mencit per hari berkisar antara 4-8 ml.
5.        Penyakit
 Mengasumsikan bahwa ada beberapa penyakit yang sering terjadi pada hewan kecil ini diantaranya[17]:
5.1  Penyakit bakteri
5.1.1        Tyzzer’s Disease                                    : Bacillus piliformis
5.1.2   Menular murine kolon hyperplasia           :Citrobacter rodentium
5.1.3        Pseudomoniasis                         : Pseudomonas aeruginosa
5.1.4        Pasteurellosis                            : Pasteurella pneumotropica
5.1.5        Salmonellosis                             :Salmonella typhimurium dan Salmonella enteritidis
5.1.6        Corynebacteriosis                      : Corynebacterium kutscheri
5.1.7        Murine pernapasan mycoplasmois          :Mycoplasma pulmonis.
5.1.8         Erythrozoon coccides.
5.1.9    Hemobartonella muris
5.2      Penyakit Viral
5.2.3        Sendai Virus
5.2.4        Epizootic Diare dari Bayi Mice
5.2.5        Reovirus 3
5.2.6        Mouse Hepatitis Virus
5.2.7        Mousepox
5.2.8        Lymphocytic Choriomeningitis Virus
5.2.9        Pneumonia Virus of Mice
5.2.10    K Virus Laktat dehidrogenase mengangkat Virus
5.2.11    Mouse sitomegalo virus
5.3      Parasitic Diseases
5.3.3   Protozoa Penyakit
5.3.3.1       Toksoplasmosis: Toxoplasma gondii
5.3.3.2       Spironucleus (Hexamita) muris
5.3.3.3       Giardia muris
5.3.4   Cacing Infeksi
5.3.4.1       Syphacia obvelata
5.3.4.2       Aspicularis tetraptera
5.3.4.3       Hymenolepis nana
5.3.4.4       Hymenolepis diminuta
5.3.4.5       Taenia taeniaeformis
5.3.5   Ectoparasites
5.3.5.1       Polyplax serrata
5.3.5.2       Myobia musculi
5.3.5.3       Radifordia affinis
5.3.5.4       Mycoptes musculinis
5.3.5.5       Pserergates simplex
5.4      Penyakit jamur (Trichophyton mentagrophytes)
5.5      Non-penyakit menular
5.5.3   Barbering
5.5.3.1       Rambut kumis menggigit atau mengunyah, adalah manifestasi dari dominasi sosial.
5.5.3.2       Daerah alopecia (rambut rontok) di sekitar moncong mungkin juga akibat dari abrasi terhadap permukaan kandang.
5.5.4   Tail menggigit, lesi kulit
5.5.4.1       Tail menggigit dan lesi kulit lainnya yang dihasilkan oleh pertempuran juga manifestasi dari dominasi sosial.
5.5.4.2       Walaupun tidak terbatas pada laki-laki, mereka cenderung menjadi lebih agresif.
5.5.5   Ektasia tumor
5.5.6   Lymphoblastic limfo
6.        Manfaat Mus musculus
Mencit adalah hewan yang memiliki postur tubuh yang kecil dan cantik namun sedikit menjijikan. Menurut[18] mencit memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:
6.1     Mencit kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan. Namun, sebagian besar tikus diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Bahkan, 70% dari semua hewan yang digunakan dalam kegiatan biomedis adalah mencit
6.2     Mencit dapat digunakan sebagai hewan coba dalam penyakit yang disebabkan oleh enterbacteriaceae, antraks, pasteurellosis, rabies, leptospirosis dan kanker.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.  Jenis dan Lokasi Praktikum
Jenis Praktikum ini adalah kuantitatif karena analisis kuantitatif adalah suatu metode analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada didalam suatu sampel maka dilakukan percobaan “Pemuliaan Mencit”
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 13.00 WITA - selesai, hari Jumat, tanggal 30 Mei 2014. Bertempat di Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin  Makassar.
B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan pemuliaan Mus musculus adalah sebagai berikut:
1.1          Pisau
1.2   Botol Aqua
2.      Bahan
Adapun bahan yang diguakan pada percobaan pemuliaan Mus musculus adalah sebagai berikut:
2.1        Kardus besar
2.2        Serbuk gergaji
2.3        Lakban

C.  Instrument Praktikum
Adapun langkah kerja dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan 2 ekor mencit terdiri dari jantan dan betina
2.      Menyiapkan satu buah kardus sebagai kandang dan beberapa jenis pakan selama pemeliharaan.
3.      Memelihara menit selama 25 hari dan memberinya pakan dan air minum setiap 3 kali sahari
4.      Mencatat perilaku mencit setiap hari selama masa pemeliharaan





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Pengamatan
No
Hari/tanggal/bulan
Waktu
Perilaku
Pemberian pakan
Makan
Minum
1
Jumat, 30 mei 2014
15.30
21.00
Diam
Lari
-
Makan
-
Minum
2
Sabtu, 31 mei 2014
04.00
07.12
20.24
Lari
Diam
Diam
Makan
Makan
-
-
-
Minum
3
Minggu 1 juni 2014
07.15
13.33
20.15
Diam
Diam
Diam
-
-
Makan
Minum
Minum
-
4
Senin, 2 juni 2014
06.10
13.40
19.29
Diam
Lari
Diam
Makan
Makan
-
Minum
Minum
Minum
5
Selasa, 3 juni 2014
08.00
15.30
20.46
Diam
Diam
Lari
Makan
Makan
Makan
Minum
Minum
-
6
Rabu, 4 juni 2014
07.19
16.00
22.31
Diam
Lari
Lari
Makan
-
Makan
Minum
-
Minum
7
Kamis, 5 juni 2014
06.30
16.00
21.15
Diam
Diam
Lari
Makan
-
Makan
Minum
Minum
Minum
8
Jumat, 6 juni 2014
07.10
15.20
20.00
Diam
Diam
Diam
Makan
-
Makan
Minum
Minum
Minum
9
Sabtu, 7 juni 2014
06.00
12.10
21.30
Diam
Lari
Lari
-
Makan
Makan
Minum
-
Minum
10
Minggu,8 juni 2014
08.15
14.00
20.21
Diam
Diam
Diam
Makan
-
-
-
-
Minum
11
Senin, 9 juni 2014
07.10
12.30
20.00
Diam
Lari
Lari
Makan
-
Makan
Minum
-
Minum
12
Selasa, 10 juni 2014
07.00
16.30
20.15
Diam
Diam
Lari
Makan
Makan
Makan
Minum
Minum
Minum
13
Rabu, 11 juni 2014
06.30
13.15
20.10
Diam
Diam
Diam
Makan
-
-
Minum
Minum
Minum
14
Kamis, 12 juni 2014
16.00

22.00
Tenang

Lari
Jagung

Jagung
Susu putih
Air
15
Jumat, 13 juni 2014
08.00
16.00
22.00
Lincah, makan
Diam
Lari-larian
Jagung
Jagung
-
Air
Air
-
16
Sabtu, 14 juni 2014
09.00
16.00
00.00
Terdiam
Diam
Ribut
Jagung
Jagung
-
Susu
Air
-
17
Minggu, 15 juni 2014
08.00
14.00
20.00
Tidur dengan lelap
Diam
Lari-larian
Jagung
Jagung
Jagung
Air
Air
Air
Sumber: laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UINAM
B.     Pembahasan
Berdasarkan pengamatan pada pemulian mencit dengan mengamati pola tingkah laku dan bagaimana pemeliharannya pada mencit dapat diketahui bahwa pola tingkah laku pada mencit itu sangatlah unik karena pada siang hari mencit tidak melakukan aktifitas sperti berlari atau mengerak kardus yang ditempatinya tetapi mencit beraktivitas dengan lincah pada malam hari begitupun dengan cara makannya pada malam hari mencit lebih aktif makan dibanding pada siang hari. Hal ini sesuai dengan pendapat[19] yang menyatakan bahwa mencit pada umumnya melakukan aktifitasnya secara baik pada malam hari dan pada siang hari mencit sedang beristirahat dan beraktivitas tidak selincah pada malam hari.
Ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan untuk kebutuhan 24 jam. Pakan seimbang adalah porsi makanan yang mengandung zat makanan yang  cukup untuk hidup pokok, pertumbuhann dan reproduksi[20].
Aktivitas reproduksi membutuhkan energi yang lebih banyak dan diikuti dengan  peningkatan kebutuhan pakan suatu hewan, begitu pula sebaliknya ketersediaan  pakan dapat mempengaruhi proses reproduksi[21]




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Definisi Mencit. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit. Diakses tanggal 31 Mei 2014.

Anonym. 2014. Manfaat dan Kegunaan Mencit. http://ric-smile.blogspot.com. Diakses tanggal 31 Mei 2014.

Anonim. 214. Definisi Mencit. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit. 2014. Diakses tanggal 31 Mei 2014

Anonym. 2014. Kandang Tikus Putih. http://animals-breeding.blogspot.com. Diakses tanggal 31 Mei 2014.

Aminah Farah. 2010. Mencit. http://amirafarah.blogspot.com. Diakses tanggal 31 Mei 2014.

Malole, dkk. 1989. Penggunaan Hewan Percobaan di  Laboratorium. (Jakarta: Universitas Bioteknologi

Sumantri. 1984. Aspek Genetika Beberapa Sifat Produksi Mus musculus. Bogor: Instituit Pertanian Bogor.

Sonjaya. 2006.  Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT. Gramedia.

.





[1]Sumantri. Aspek Genetika Beberapa Sifat Produksi Mus musculus. (Bogor: Instituit Pertanian Bogor.1984). h 67
[2] Sonjaya. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. (Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. 2006). h 90
[3] Anonim. Definisi Mencit. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit. 2014). Diakses tanggal 31 Mei 2014
[4] Anonim. Definisi Mencit.  
[5] Sonjaya. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar.  (Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. 2006) h. 23
[6] Farah Aminah . 2010. Mencit. (http://amirafarah.blogspot.com . 2010), Diakses pada tanggal 13 juni 2014.
[7] Sumantri. Aspek Genetika Beberapa Sifat Produksi Mus musculus.(Bogor : Institut Pertanian Bogor. 1984) h 68
[8]  Anonim. Definisi Mencit.  
[9] Anonim. Definisi Mencit.
[10] Anonim. Definisi Mencit.  
[11] Anonim. Definisi Mencit.
[12] Anonym. Kandang Tikus Putih. (http://animals-breeding.blogspot.com). Diakses tanggal 31 Mei 2014.
[13] Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. (Jakarta: PT. Gramedia.1984), h 106
[14] Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. h 107  
[15] Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. h 107
[16] Malole, dkk. Penggunaan Hewan Percobaan di  Laboratorium. (Jakarta: Universitas Bioteknologi. 1989). h 145
[17]   Anonim. Definisi Mencit.   

[18] Anonim. Manfaat dan Kegunaan Mencit. (http://ric-smile.blogspot.com). Diakses tanggal 31 Mei 2014.
[19] Aminah Farah. Mencit. (http://amirafarah.blogspot.com). Diakses tanggal 31 Mei 2014.
[20] Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. (Jakarta: PT. Gramedia.1984), h 106
[21] Rahmat, Anggorodi. Ilmu Makanan Ternak Umum. h 107